Kehalalan Zat Aditif Pada Makanan

Bagi anda yang suka mengkonsumsi makanan instan, terlebih lagi yang saat ini bermukim di luar negeri, yang sangat sulit untuk memilih makanan yang halal berdasarkan bahan yang terkandung dalam setiap produk. Daftar E berikut ini akan memudahkan anda untuk memilih jenis bahan makanan yang halal (berdasarkan ingredients yang tercantum pada label makanan), yang berdasarkan pengalaman tinggal di negeri asing (non muslim) sangat bermanfaat untuk memilih makanan yang halal.

Tips: Tuliskan jenis E yang jelas keharamannya atau masih samar (syubhat) pada secarik kertas kecil dan masukkan ke dalam dompet anda. Hal ini akan memudahkan anda untuk mengecek setiap jenis “ingredients” yang terdapat pada label bahan manakan, apakah ada enzim yang termasuk haram atau syubhat, agar anda selamat dari jenis makanan tersebut. Semoga bermanfaat!

Kode E Nama Deskripsi Status kehalalan
E100 Curcumin (C.1. 75300) Pewarna Halal jika dalam bentuk murninya
E101 Riboflavin (Lactofavin, Vitamin B2) Pewarna Halal jika diperleh melalui sintetis kimia, syubhat jika diperoleh dari hasil fermentasi karena tergantung kepada status kehalalan media fermentasi yang digunakan
E102 Tartrazine Pewarna Halal
E104 Quinoline Yellow (C.I. 47005) Pewarna Halal
E110 Sunset Yellow FCF/Orange Yellow S Pewarna Halal
E120 Cochineal/Carminic acid Pewarna Halal jika dalam bentuk powder, jika dalam bentuk cair tergantung kepada pelarut yang digunakan. Hal ini berlaku bagi semua jenis pewarna dalam bentuk cair.
E122 Carmoisine/Azorubine (C.I. 14720) Pewarna Halal
E123 Amaranth (C.I. 16185;FD and C Red 2) Pewarna Status kehalalannya tergantung kepada status keamanannya karena di Amerika bahan ini dilarang digunakan. Jika membahayakan kesehatan manusia maka haram digunakan
E124 Ponceau 4R/Cochineal Red A (C.I. 16255) Pewarna Halal
E127 Erythrosine BS (C.I. 45430; FD and C Red 3) Pewarna Halal
E128 Red 2G (C.I. 18050) Pewarna Halal
E129 Allura Red AC (C.I. 16035; Food Red 17; FD and C Red 40) Pewarna Halal
E131 Patent Blue V (C.I. 42051) Pewarna Halal
E132 Indigo Carmine/ Indigotine (C.1. 73015; FD and C Blue 2) Pewarna Halal
E133 Brilliant Blue FCF (C.I. 42090; FD & C Blue 1) Pewarna Halal
E140 Chlorophyll (C.I. 75810) Pewarna Halal jika solven yang ada dalam ekstrak klorofil berada pada konsentrasi dibawah batas yang diizinkan. Jika dalam bentuk kering, kehalalannya tergantung kepada adanya bahan tambahan lain didalam bubuk klorofil
E141 Copper Complex of Chlorophyll Pewarna Halal dengan catatan seperti pada E140
E142 Green S/ Acid Brilliant Green BS (Food green S: Lissamine green; C.I 44090) Pewarna Halal
E150 Caramel
E150a Plain caramel
E150b Caustic sulphite caramel
E150c Ammonia caramel
E150d Sulphite ammonia caramel
Pewarna Halal
E151 Black PN/Brilliant Black BN (C.I. 28440) Pewarna Halal
E153 Carbon Black/ Vegetable Carbon (Charcoal) Pewarna Halal jika seluruhnya berasal dari tanaman, syubhat jika berasal dari tulang hewan, tergantung jenis hewan dan cara penyembelihannya
E154 Brown FK Pewarna Halal
E155 Brown HT Pewarna Halal
E160a Alpha, Beta, Gamma-Carotene (C.1. 75130) Pewarna Halal dalam bentuk murninya, akan tetapi secara komersial karoten berstatus syubhat karena kebanyakan karoten berada dalam suatu matriks karena karoten sendiri mudah rusak karena oksidasi. Oleh karena itu kehalalan karoten juga ditentukan oleh kehalalan matriks yang digunakan, salah satu matriks yang dapat digunakan adalah gelatin.
E160b Annatto, Bixin, Norbixin (C.1 75120; Orlean; Rocou) Pewarna Halal dalam bentuk murninya, akan tetapi secara komersial berstatus syubhat karena kehalalannya tergantung kepada bahan lainnya yang ditambahkan, jika dalam bentuk emulsi tergantung kepada emulsifier yang digunakan, jika dalam bentuk terenkapsulasi tergantung kepada enkapsulan yang digunakan
E160c Capsanthin/Capsorubin (Paprika extract;Oleoresin) Pewarna sda
E160d Lycopene Pewarna sda
E160e Beta-apo-8-carotenal (C30; ?-8�-apocarotenal) Pewarna sda
E160f Ethyl ester of Beta-apo-8-carotenoic acid (C30) Pewarna sda
E161a Flavoxanthin (C.I. 75135) Pewarna sda
E161b Lutein (C.I. 75135) Pewarna sda
E161c Cryptoxanthin (C.I. 75135) Pewarna sda
E161d Rubixanthin (C.I. 75135) Pewarna sda
E161e Violaxanthin (C.I. 75135) Pewarna sda
E161f Rhodoxanthin (C.I. 75135) Pewarna sda
E161g Canthaxanthin (C.I. 75135) Pewarna sda
E162 Beetroot Red/ Betanin, Betanidin Pewarna Halal
E163 Anthocyanins Pewarna Halal dalam bentuk murninya, akan tetapi secara komersial biasanya dalam bentuk terenkapsulasi. Enkapsulan yang digunakan masih perlu dicek kehalalannya walaupun kecil kemungkinan menggunakan gelatin, kecuali jika pembuatannya melibatkan proses koaservasi dimana gelatin biasa digunakan dalam enkapsulasi dengan cara koaservasi.
E170 Calcium Carbonate (Chalk) Pewarna-Inorganik Halal jika berasal dari karang, syubhat jika berasal dari tulang binatang
E171 Titanium Dioxide (C.1. 77891) Pewarna-anorganik Halal
E172 Iron Oxides, iron hydroxides yellow/brown-C.1. 77492; red: 7491; brown: 77499) Pewarna-anorganik Halal
E173 Aluminium (C.1. 77000) Pewarna-anorganik Halal
E174 Silver (C.1. 77820) Pewarna-anorganik Halal
E175 Gold Pewarna-anorganik Halal
E180 Pigment Rubine/ Lithol Rubine BK (C.1. 15850) Pewarna-anorganik Halal
E200 Sorbic Acid Pengawet Halal
E201 Sodium Sorbate Pengawet Halal
E202 Potassium Sorbate Pengawet Halal
E203 Calcium Sorbate Pengawet Halal
E210 Benzoic Acid Pengawet Halal
E211 Sodium Benzoate Pengawet Halal
E212 Potassium Benzoate Pengawet Halal
E213 Calcium Benzoate Pengawet Halal
E214 Ethyl 4-hydroxybenzoate Pengawet Halal
E215 Ethyl 4-hydroxybenzoate, Sodium Salt Pengawet halal
E216 Propyl 4-hydroxybenzoate Pengawet Halal
E217 Propyl 4-hydroxybenzoate, Sodium Salt Pengawet Halal
E218 Methyl 4-hydroxybenzoate Pengawet Halal
E219 Methyl 4-hydroxybenzoate, Sodium Salt Pengawet Halal
E220 Sulphur Dioxide Pengawet Halal
E221 Sodium Sulphite Pengawet Halal
E222 Sodium Hydrogen Sulphite Pengawet Halal
E223 Sodium Metabisulphite Pengawet Halal
E224 Potassium Metabisulphite Pengawet Halal
E226 Calcium Sulphite Pengawet Halal
E227 Calcium Hydrogen Sulphite Pengawet Halal
E230 Biphenyl/Diphenyl Pengawet Halal
E231 2-Hydroxybiphenyl Pengawet Halal
E232 Sodium Biphenyl-2-yl-Oxide Pengawet Halal
E233 2-(thiazol-4-yl) Benzimidazole Pengawet Halal
E234 Nisin Pengawet Syubhat, tergantung kepada kehalalan media yang digunakan dalam pembuatan nisin secara fermentasi
E239 Hexamine Pengawet Halal
E249 Potassium Nitrate Pengawet Halal
E250 Sodium Nitrite Pengawet Halal
E251 Sodium Nitrate Pengawet Halal
E252 Potassium Nitrate (Saltpetre) Pengawet Syubhat. Halal jika berasal dari karang mineral, haram jika berasal dari limbah hewan haram atau hewan yang tidak disembelih secara Islami.
E260 Acetic Acid Miscellaneous-Asam Halal asalkan bukan berasal dari vinegar yang dibuat dari minuman beralkohol
E261 Potassium Acetate Miscellaneous-Asam Halal
E262 Potassium Hydrogen Diacetate Miscellaneous-Asam Halal
E263 Calcium Acetate Miscellaneous-Asam Halal
E270 Lactic Acid Miscellaneous-Asam Syubhat, tergantung kepada kehalalan media yang digunakan dalam pembuatan asam laktat secara fermentasi
E280 Propionic Acid Pengawet-Asam Syubhat, tergantung kepada kehalalan media yang digunakan dalam pembuatan asam propionat secara fermentasi
E281 Sodium Propionate Pengawet-Asam Syubhat, tergantung kepada kehalalan media yang digunakan dalam pembuatan asam propionat secara fermentasi
E282 Calcium Propionate Pengawet-Asam Syubhat, tergantung kepada kehalalan media yang digunakan dalam pembuatan asam propionat secara fermentasi
E283 Potassium Propionate Pengawet-Asam Syubhat, tergantung kepada kehalalan media yang digunakan dalam pembuatan asam propionat secara fermentasi
E290 Carbon Dioxide Miscellaneous Halal
E296 Malic acid (DL- or L-) Pengasam Halal
E297 Fumaric acid Pengasam Syubhat, tergantung kehalalan media yang digunakan dalam produksi asam fumarat secara fermentasi
E300 L-Ascorbic Acid (Vitamin C) Antioksidan-Vitamin C Halal, akan tetapi jika diperoleh melalui fermentasi maka kehalalannya tergantung kepada kehalalan media yang digunakan
E301 Sodium-L-Ascorbate Antioksidan-Vitamin C dan turunannya Halal
E302 Calcium-L-Ascorbate Antioksidan-Vitamin C dan turunannya Halal
E304 Ascorbyl Palmitate Antioksidan-Vitamin C dan turunannya Syubhat, tergantung kepada asal asam palmitat, bisa berasal dari minyak nabati (halal) atau lemak hewani (kebanyakan secara komersial haram karena bisa lemak babi atau lemak hewan yang tidak disembelih secara Islami)
E306 Natural Extracts rich in Tocopherols Antioksidan-Vitamin E Halal
E307 Synthetic Alpha-Tocopherol Antioksidan-Vitamin E Halal
E308 Synthetic Gamma-Tocopherol Antioksidan-Vitamin E Halal
E309 Synthetic Delta-Tocopherol Antioksidan-Vitamin E Halal
E310 Propyl Gallate Antioksidan-lainnya Halal
E311 Octyl Gallate Antioksidan-lainnya Halal
E312 Dodecyl Gallate Antioksidan-lainnya Halal
E320 Butylated Hydroxyanisole (BHA) Antioksidan-lainnya Halal dalam bentuk murninya, akan tetapi secara komersial biasanya berada dalam suatu carrier yang bisa halal jika minyak nabati sebagai carriernya dan haram jika lemak hewani atau mengandung lemak hewani sebagai carriernya
E321 Butylated Hydroxytoluene (BHT) Antioksidan-lainnya Halal dalam bentuk murninya, akan tetapi secara komersial biasanya berada dalam suatu carrier yang bisa halal jika minyak nabati sebagai carriernya dan haram jika lemak hewani atau mengandung lemak hewani sebagai carriernya
E322 Lecithins Pengemulsi dan Penstabil Syubhat. Secara komersial lesitin yang digunakan dalam pengolahan berasal dari kedele, akan tetapi jenis lesitin ini banyak, ada yang dalam bentuk lesitin yang belum dimodifikasi, ada yang sudah dimodifikasi. Ada lesitin yang diperoleh melalui fraksinasi menggunakan etanol dan etanolnya tersisa cukup banyak pada hasil akhir. Ada jenis lesitin yang dalam pembuatannya melibatkan enzim fosfolipase A yang berasal dari pankreas babi. Sayang sekali secara komersial semua jenis lesitin disebut lesitin saja, tidak mencirikan apakah lesitin asli yang belum dimodifikasi atau yang sudah dimodifikasi.
E325 Sodium Lactate Miscellaneous-Garam dari Asam Laktat Syubhat, tergantung kepada kehalalan asam laktat yang digunakan dalam pembuatannya
E326 Potassium Lactate Miscellaneous-Garam dari Asam Laktat Syubhat, tergantung kepada kehalalan asam laktat yang digunakan dalam pembuatannya
E327 Calcium Lactate Miscellaneous-Garam dari Asam Laktat Syubhat, tergantung kepada kehalalan asam laktat yang digunakan dalam pembuatannya
E330 Citric Acid Miscellaneous Syubhat, tergantung kepada kehalalan media yang digunakan dalam pembuatan asam sitrat secara fermentasi
E331 Sodium Citrates Miscellaneous Syubhat, tergantung kepada kehalalan asam sitrat yang digunakan dalam pembuatannya
E332 Potassium Citrates Miscellaneous Syubhat, tergantung kepada kehalalan asam sitrat yang digunakan dalam pembuatannya
E333 Calcium Citrates Miscellaneous Syubhat, tergantung kepada kehalalan asam sitrat yang digunakan dalam pembuatannya
E334 Tartaric Acid Miscellaneous Syubhat, kebanyakan asam tartarat berasal dari hasil samping industri wine sehingga yang diperoleh dari industri wine ini statusnya haram. Ada kemungkinan asam tartarat diperoleh dari asam jawa (tamarind), jika berasal dari asam jawa statusnya halal. Tidak tertutup kemungkinan merupakan hasil sintesis.
E335 Sodium Tartrate Miscellaneous Syubhat, tergantung kehalalan asam tartarat yang digunakan dalam pembuatannnya.
E336 Potassium Tartrate (Cream of Tartar) Miscellaneous Haram jika diperoleh dari hasil samping industri wine dan kebanyakan berasal dari hasil samping industri wine ini. Syubhat jika hasil reaksi dengan bahan dasar asam tartarat, tergantung kehalalan asam tartarat yang digunakan dalam pembuatannnya.
E337 Potassium Sodium Tartrate Miscellaneous Syubhat, tergantung kehalalan asam tartarat yang digunakan dalam pembuatannnya.
E338 Orthophosphoric Acid (Asam fosfat) Miscellaneous Halal
E339a Sodium dihydrogen orthophosphate Miscellaneous Halal
E339b Disodium hydrogen orthophosphate Miscellaneous Halal
E339c Trisodium hydrogen orthophate Miscellaneous Halal
E340(a) Potassium dihydrogen orthophosphate (monoPotassium phosphate;MKP) Emulsifying salt, miscellaneous Halal
E340(b) diPotassium hydrogen orthophosphate (diPotassium phosphate; DKP; Potassium phosphate dibasic) Emulsifying salt, miscellaneous Halal
E340(c) triPotassium orthophosphate (diPotassium phosphate; DKP; Potassium phosphate tribasic; triPotassium monophosphate) Emulsifying salt, miscellaneous Halal
E341 Calcium Phosphates Miscellaneous Halal
E350 Sodium malate Buffer, seasoning agent Halal
Sodium hydrogen malate Buffer Halal
E351 Potassium malate Buffer Halal
E352 Calcium malate Buffer, firming agent, seasoning agent Halal
Calcium hydrogen malate Firming agent Halal
E353 Metatartaric acid Sequestrant (pengkelat) Syubhat karena dibuat dari asam tartarat dimana status asam tartarat adalah syubhat
E355 Adipic acid (Hexanedioic acid) Miscellaneous Halal
E363 Succinic acid Pengasam, buffer, senyawa penetral Halal
E370 1,4-Heptanolactone Pengasam, pengekelat Halal
E375 Nicotinic acid Vitamin, Pelindung warna Halal
E380 Triammonium citrate (Citric acid triammonium salt; Ammonium citrate tribasic) Miscellaneous Syubhat, tergantung pada kehalalan asam sitrat yang digunakan dalam pembuatannya
E381 Ammonium ferric citrate (Ferric ammonium citrate) Suplemen besi Syubhat, tergantung pada kehalalan asam sitrat yang digunakan dalam pembuatannya
E381 Ammonium ferric citrate, green Suplement besi Syubhat, tergantung pada kehalalan asam sitrat yang digunakan dalam pembuatannya
E385 Calsium disodium EDTA Pengkelat Halal
E400 Alginic Acid Pengemulsi dan Penstabil Halal
E401 Sodium Alginate Pengemulsi dan Penstabil Halal
E402 Potassium Alginate Pengemulsi dan Penstabil Halal
E403 Ammonium Alginate Pengemulsi dan Penstabil Halal
E404 Calcium Alginate Pengemulsi dan Penstabil Halal
E405 Propane-1,2-Diol Alginate (Propylene glycol alginate; alginate ester) Pengemulsi dan Penstabil Halal
E406 Agar Pengemulsi dan Penstabil-gum tumbuhan Halal
E407 Carrageenan Pengemulsi dan Penstabil-gum tumbuhan Halal
E410 Locust Bean Gum (Carob Gum) Pengemulsi dan Penstabil-gum tumbuhan Halal
E412 Guar Gum Pengemulsi dan Penstabil-gum tumbuhan Halal
E413 Tragacanth Pengemulsi dan Penstabil-gum tumbuhan Halal
E414 Gum Acacia (Gum Arabic) Pengemulsi dan Penstabil-gum tumbuhan Halal
E415 Xanthan Gum Pengemulsi dan Penstabil-gum tumbuhan lainnya Syubhat, tergantung kepada kehalalan media yang digunakan dalam pembuatannya secara fermentasi
E416 Karaya gum (Sterculia gum, Indian tragacanth) Pengemulsi dan penstabil Halal
E420 Sorbitol Gula Alkohol Syubhat, tergantung kehalalan glukosa yang digunakan dalam pembuatannya. Pembuatan sorbitol melibatkan reaksi hidrogenasi glukosa, sedangkan glukosa sendiri dapat diperoleh dari hasil hidrolisis pati dengan menggunakan enzim dimana salah satu enzim yang biasa digunakan yaitu alfa-amilase dapat berasal dari pankreas babi atau sapi. Akan tetapi, alfa-amilase dapat pula berasal dari mikroorganisme.
E421 Mannitol Gula Alkohol Halal
E422 Glycerol Gula Alkohol Syubhat, haram jika dibuat dari hasil samping industri lemak hewan, halal jika berasal dari hidrolisis minyak nabati atau hasil sintesis dengan bahan dasar propilen yang berasal dari minyak bumi. Gliserol juga dapat diperoleh melalui fermentasi dengan menggunakan gula sebagai bahan baku, kehalalannya tergantung kepada kehalalan media yang digunakan dalam fermentasi tersebut.
E430 Polyoxyethylene (8) stearate (polyoxyl 8 stearate) Pengemulsi Syubhat, tergantung kepada status kehalalan asam stearat dalam pembuatannya, bisa berasal dari tanaman (halal) atau hewan (haram jika berasal dari babi atau hewan yang tidak disembelih secara Islami)
E431 Polyoxyethylene (40) stearate (Polyoxyl 40 stearate) Pengemulsi Syubhat, tergantung kepada status kehalalan asam stearat dalam pembuatannya, bisa berasal dari tanaman (halal) atau hewan (haram jika berasal dari babi atau hewan yang tidak disembelih secara Islami)
E432 Polyoxyethylene (20) sorbitan monolaurate (Polysorbate 20,Tween 20) Pengemulsi Syubhat, tergantung kepada kehalalan asam laurat yang digunakan dalam pembuatannya, akan tetapi kebanyakan asam laurat diperoleh dari minyak kelapa
E433 Polyoxyethylene (20) sorbitan mono-oleate (Polysorbate 80,Tween 80) Pengemulsi Syubhat, tergantung kepada kehalalan ester oleat yang digunakan dalam pembuatannya, ester oleat bisa berasal dari tanaman, bisa berasal dari hewan
E434 Polyoxyethylene (20) sorbitan monopalmitate (polysorbate 40: Tween 40) Pengemulsi Syubhat, tergantung kepada kehalalan ester palmitat yang digunakan dalam pembuatannya, ester palmitat bisa berasal dari tanaman, bisa berasal dari hewan
E435 Polyoxyethylene (20) sorbitan monostearate (Polysorbate 60;Tween 60) Pengemulsi Syubhat, tergantung kepada kehalalan ester stearat yang digunakan dalam pembuatannya, ester stearat bisa berasal dari tanaman, bisa berasal dari hewan
E436 Polyoxyethylene (20) sorbitan tristearate (Polysorbate 65; Tween 65) Pengemulsi Syubhat, tergantung kepada kehalalan ester stearat yang digunakan dalam pembuatannya, ester stearat bisa berasal dari tanaman, bisa berasal dari hewan
E440a Pectin Pengemulsi dan Penstabil-Pektin dan turunannya Halal
E440b Amidated Pectin Pengemulsi dan Penstabil-Pektin dan turunannya Halal
E442 Ammonium phosphatides (Emulsifier YN) Pengemulsi, penstabil Halal
E450a,b,c Sodium and Potassium Phosphates and Polyphosphates Miscellaneous Halal
E460 Microcrystalline/Powdered Cellulose Pengemulsi dan Penstabil Halal
E461 Methylcellulose Pengemulsi dan Penstabil-Selulosa dan turunannya Halal
E463 Hydroxypropylcellulose Pengemulsi dan Penstabil-Selulosa dan turunannya Halal
E464 Hydroxypropyl-Methylcellulose Pengemulsi dan Penstabil- Selulosa dan turunannya Halal
E465 Ethylmethylcellulose Pengemulsi dan Penstabil-Selulosa dan turunannya Halal
E466 Carboxymethylcellulose, Sodium Salt Pengemulsi dan Penstabil-Selulosa dan turunannya Halal
E470 Sodium, potassium and Calcium Salts of Fatty Acids Pengemulsi dan Penstabil-Garam atau Ester dari Asam Lemak Syubhat, tergantung kehalalan asam lemak yang digunakan dalam pembuatannya; halal jika asam lemaknya berasal dari tanaman, haram jika berasal dari babi atau hewan yang tidak disembelih secara Islami
E471 Mono-and Diglycerides of Fatty Acids Pengemulsi dan Penstabil-Garam atau Ester dari Asam Lemak Syubhat, tergantung kehalalan asam lemak yang digunakan dalam pembuatannya; halal jika asam lemaknya berasal dari tanaman, haram jika berasal dari babi atau hewan yang tidak disembelih secara Islami
E472 Various Esters of Mono and Diglycerides of Fatty Acids Pengemulsi dan Penstabil-Garam atau Ester dari Asam Lemak Syubhat, tergantung kehalalan asam lemak yang digunakan dalam pembuatannya; halal jika asam lemaknya berasal dari tanaman, haram jika berasal dari babi atau hewan yang tidak disembelih secara Islami
E473 Sucrose Esters of Fatty Acids Pengemulsi dan Penstabil-Garam atau Ester dari Asam Lemak Syubhat, tergantung kehalalan asam lemak yang digunakan dalam pembuatannya; halal jika asam lemaknya berasal dari tanaman, haram jika berasal dari babi atau hewan yang tidak disembelih secara Islami
E474 Sucroglycerides Pengemulsi dan Penstabil-Garam atau Ester dari Asam Lemak Syubhat, tergantung kehalalan asam lemak yang digunakan dalam pembuatannya; halal jika asam lemaknya berasal dari tanaman, haram jika berasal dari babi atau hewan yang tidak disembelih secara Islami
E475 Polyglycerol Esters of Fatty Acids Pengemulsi dan Penstabil-Garam atau Ester dari Asam Lemak Syubhat, tergantung kehalalan asam lemak yang digunakan dalam pembuatannya; halal jika asam lemaknya berasal dari tanaman, haram jika berasal dari babi atau hewan yang tidak disembelih secara Islami
E476 Polyglycerol esters of polycendensed fatty acids of castor oil (Polyglycerol of polyricinoleate) Pengemulsi, penstabil Syubhat, tergantung kehalalan gliserol yang digunakan dalam pembuatannya
E477 Propane-1,2-Diol Esters of Fatty Acids Pengemulsi dan Penstabil-Garam atau Ester dari Asam Lemak Syubhat, tergantung kehalalan asam lemak yang digunakan dalam pembuatannya; halal jika asam lemaknya berasal dari tanaman, haram jika berasal dari babi atau hewan yang tidak disembelih secara Islami
E481 Sodium Stearoyl-2-Lactylate Pengemulsi dan Penstabil-Garam atau Ester dari Asam Lemak Syubhat, tergantung kehalalan asam lemak yang digunakan dalam pembuatannya; halal jika asam lemaknya berasal dari tanaman, haram jika berasal dari babi atau hewan yang tidak disembelih secara Islami
E482 Calcium Stearoyl-2-Lactylate Pengemulsi dan Penstabil-Garam atau Ester dari Asam Lemak Syubhat, tergantung kehalalan asam lemak yang digunakan dalam pembuatannya; halal jika asam lemaknya berasal dari tanaman, haram jika berasal dari babi atau hewan yang tidak disembelih secara Islami
E483 Stearyl Tartrate Pengemulsi dan Penstabil-Garam atau Ester dari Asam Lemak Syubhat, tergantung kehalalan asam lemak yang digunakan dalam pembuatannya; halal jika asam lemaknya berasal dari tanaman, haram jika berasal dari babi atau hewan yang tidak disembelih secara Islami
E491 Sorbitan Monostearate Pengemulsi dan Penstabil-Garam atau Ester dari Asam Lemak Syubhat, tergantung kehalalan asam stearat yang digunakan dalam pembuatannya, halal jika asam stearat berasal dari minyak nabati dan haram jika asam stearat berasal dari lemak babi atau lemak hewan yang tidak disembelih secara Islami; juga tergantung pada kehalalan sorbitol yang digunakan dalam pembuatannya
E492 Sorbitan Tristearate Pengemulsi dan Penstabil-Garam atau Ester dari Asam Lemak Syubhat, tergantung kehalalan asam stearat yang digunakan dalam pembuatannya, halal jika asam stearat berasal dari minyak nabati dan haram jika asam stearat berasal dari lemak babi atau lemak hewan yang tidak disembelih secara Islami; juga tergantung kepada kehalalan sorbitol yang digunakan dalam pembuatannya
E493 Sorbitan Monolaurate Pengemulsi dan Penstabil-Garam atau Ester dari Asam Lemak Syubhat, tergantung kepada kehalalan sorbitol yang digunakan dalam pembuatannya
E494 Sorbitan Monooleate Pengemulsi dan Penstabil-Garam atau Ester dari Asam Lemak Syubhat, tergantung kehalalan asam oleat yang digunakan dalam pembuatannya, halal jika asam oleat berasal dari minyak nabati dan haram jika asam oleat berasal dari lemak babi atau lemak hewan yang tidak disembelih secara Islami; juga tergantung pada kehalalan sorbitol yang digunakan dalam pembuatannya
E495 Sorbitan Monopalmitate Pengemulsi dan Penstabil-Garam atau Ester dari Asam Lemak Syubhat, tergantung kehalalan asam palmitat yang digunakan dalam pembuatannya, halal jika asam palmitat berasal dari minyak nabati dan haram jika asam palmitat berasal dari lemak babi atau lemak hewan yang tidak disembelih secara Islami; juga tergantung pada kehalalan sorbitol yang digunakan dalam pembuatannya
E500 Sodium Carbonate/Sodium Bicarbonate Miscellaneous-Asam dan Garam: Carbonat Halal
E501 Potassium Carbonate/Potassium Bicarbonate Miscellaneous-Asam dan Garam: Carbonat Halal
E503 Ammonium Carbonate Miscellaneous-Asam dan Garam: Carbonat Halal
E504 Magnesium Carbonate Miscellaneous-Asam dan Garam: Carbonat Halal
E507 Hydrochloric Acid Miscellaneous-Asam dan Garam: Asam Hidroklorida dan Garamnya Halal
E508 Potassium Chloride Miscellaneous-Asam dan Garam: Asam Hidroklorida dan Garamnya Halal
E509 Calcium Chloride Miscellaneous-Asam dan Garam: Asam Hidroklorida dan Garamnya Halal
E510 Ammonium Chloride Miscellaneous-Asam dan Garam: Asam Hidroklorida dan Garamnya Halal
E513 Sulphuric Acid Miscellaneous-Asam dan Garam: Asam Sulfat dan Garamnya Halal
E514 Sodium Sulphate Miscellaneous-Asam dan Garam: Asam Sulfat dan Garamnya Halal
E515 Potassium Sulphate Miscellaneous-Asam dan Garam: Asam Sulfat dan Garamnya Halal
E516 Calcium Sulphate Miscellaneous-Asam dan Garam: Asam Sulfat dan Garamnya Halal
E518 Magnesium Sulphate Miscellaneous-Asam dan Garam: Asam Sulfat dan Garamnya Halal
E524 Sodium Hydroxide Miscellaneous-Asam dan Garam: Asam Sulfat dan Garamnya Halal
E525 Potassium Hydroxide Miscellaneous-Alkali Halal
E526 Calcium Hydroxide Miscellaneous-Alkali Halal
E527 Ammonium Hydroxide Miscellaneous-Alkali Halal
E528 Magnesium Hydroxide Miscellaneous-Alkali Halal
E529 Calcium Oxide Miscellaneous-Alkali Halal
E530 Magnesium Oxide Miscellaneous-Alkali Halal
E535 Sodium Ferrocyanide Miscellaneous-Garam lainnya Halal
E536 Potassium Ferrocyanide Miscellaneous-Garam lainnya Halal
E540 Dicalcium Ferrocyanide Miscellaneous-Garam lainnya Halal
E541 Sodium Aluminium Phosphate Miscellaneous-Garam lainnya Halal
E542 Edible Bone Phosphate (Bone Meal) Miscellaneous – Anti-Caking Agents Syubhat, haram jika berasal dari tulang babi atau tulang hewan yang disembelih tidak secara Islami; halal jika berasal dari tulang hewan halal dan disembelih secara Islami; akan tetapi kebanyakan berasal dari impor jadi kemungkinan berasal dari tulang babi dan hewan yang disembelih tidak secara Islami (haram)
E544 Calcium Polyphosphates Miscellaneous – Anti-Caking Agents Syubhat, tergantung pada sumbernya, apakah berasal dari bahan mineral atau dari tulang hewan
E545 Ammonium Polyphosphates Miscellaneous – Anti-Caking Agents Halal
E551 Silicon Dioxide (Silica Salt) Miscellaneous-Garam Silica Halal
E552 Calcium Silicate Miscellaneous-Garam Silica Halal
E553 Magnesium Silicate/Magnesium Trisilicate (Talc) Miscellaneous-Garam Silica Halal
E554 Aluminium Sodium Silicate Miscellaneous-Garam Silica Halal
E556 Aluminium Calcium Silicate Miscellaneous-Garam Silica Halal
E558 Bentonite Miscellaneous-komponen lainnya Halal
E559 Kaolin (Aluminium Silicate) Miscellaneous-komponen lainnya Halal
E570 Stearic Acid Miscellaneous-komponen lainnya Syubhat, tergantung apakah asam stearat berasal dari minyak nabati atau lemak hewani. Haram jika berasal dari lemak babi atau lemak hewan yang tidak disembelih secara Islami
E572 Magnesium Stearate Miscellaneous- komponen lainnya Syubhat, tergantung kepada kehalalan asam stearat yang digunakan dalam pembuatannya
E575 Glucono Delta-Lactone Miscellaneous-komponen lainnya Halal
E576 Sodium Gluconate Miscellaneous-komponen lainnya Halal
E577 Potassium Gluconate Miscellaneous-komponen lainnya Halal
E578 Calcium Gluconate Miscellaneous-komponen lainnya Halal
E620 L-Glutamic Acid Miscellaneous-Penguat Flavor Syubhat, tergantung kehalalan media yang digunakan dalam pembuatan asam glutamat secara fermentasi
E621 Monosodium Glutamate (MSG) Miscellaneous-Penguat Flavor Syubhat, tergantung kehalalan media yang digunakan dalam pembuatan asam glutamat secara fermentasi
E622 Manopotassium Glutamate Miscellaneous-Penguat Flavor Syubhat, tergantung kehalalan media yang digunakan dalam pembuatan asam glutamat secara fermentasi
E623 Calcium Glutamate Miscellaneous-Penguat Flavor Syubhat, tergantung kehalalan media yang digunakan dalam pembuatan asam glutamat secara fermentasi
E627 Sodium Guanylate Miscellaneous-Penguat Flavor Halal jika diperoleh melalui sintesis kimia, syubhat jika diperoleh melalui fermentasi karena tergantung kepada kehalalan media yang digunakan dalam fermentasi tersebut
E631 Sodium Inosinate Miscellaneous-Penguat Flavor Syubhat, tergantung kepada kehalalan media yang digunakan dalam pembuatannya secara fermentasi, kecuali dibuat dengan cara sintesis kimia bisa menjadi halal
E635 Sodium 5-Ribonucleotide Miscellaneous-Penguat Flavor Syubhat, tergantung pada kehalalan media yang digunakan dalam pembuatannya secara fermentasi
E636 Maltol Miscellaneous-Penguat Flavor Halal
E637 Ethyl Maltol Miscellaneous-Penguat Flavor Halal
E900 Dimethylpolysiloxane Miscellaneous-Penguat Flavor Halal
E901 Beeswax Miscellaneous-Glazing Agents Halal dalam bentuk aslinya, jika sudah diputihkan maka kehalalannya tergantung kepada bahan pemutih yang digunakan
E903 Carnauba Wax Miscellaneous-Glazing Agents Halal
E904 Shellac Miscellaneous-Glazing Agents Halal
E905 Mineral Hydrocarbons Miscellaneous-Glazing Agents Halal
E907 Refined mycrocrystalline Wax Miscellaneous-Glazing Agents Halal
E920 L-Cysteine hydrochloride Miscellaneous-Komponen-komponen dalam pembuatan tepung Syubhat; haram jika berasal dari manusia atau hewan unggas yang tidak disembelih secara Islami; jika dibuat dengan cara fermentasi maka kehalalannya tergantung kepada media yang digunakan dalam fermentasi tsb
E924 Potassium Bromate Miscellaneous-Komponen-komponen dalam pembuatan tepung Halal
E925 Chlorine Miscellaneous-Komponen-komponen dalam pembuatan tepung Halal
E926 Chlorine Dioxide Miscellaneous-Komponen-komponen dalam pembuatan tepung Halal
E927 Azodicarbonamide Miscellaneous-Komponen-komponen dalam pembuatan tepung Halal

Untuk informasi lebih lengkap silahkan merujuk ke sumber aslinya : http://www.halalguide.info/content/view/407/38/

PROSES FRASCH : Cara Memperoleh Belerang

Proses Frasch merupakan suatu proses pengeboran yang ditujukan untuk mendapatkan kembali simpanan belerang yang terkandung di dalam tanah. Proses ini ditemukan oleh Herman Frasch (1851-1914), seorang insinyur teknik kimia muda dari Jerman. Pada tahun 1868, Frasch mencoba peruntungannya dengan datang ke Amerika dimana kondisi saat itu Civil War (Perang Sipil) baru saja berakhir dan perekonomian disana mulai bergerak ke arah kemakmuran. Segera setelah kedatangannya, Frasch mendirikan industri laboratorium yang berada di Philadelphia, dan pada 1876, ia berhasil mematenkan proses pembuatan parafin dari minyak mentah. Hal Ini membuat Frasch menarik perhatian dari Standard Oil Company, yang kemudian mempekerjakan Frasch untuk bekerja di Cleveland, Ohio laboratorium. Disana, Frasch mengamati bahwa banyak dari sumur minyak yang tidak dapat dijual karena berisi komponen belerang. Jika minyak “asam” ini dibakar maka akan menghasilkan kualitas yang jelek dan bau yang menyengat bahkan setelah itu dimurnikan. Frasch akhirnya menemukan cara untuk menanggulangi ketidakmurnian ini. Dalam metode yang dia patenkan di tahun 1887, minyak sebelumnya didistilasi dahulu dengan tembaga oksida atau oksida logam lainnya dengan tujuan mengekstraksi sulfurnya. Setelah itu jumlah oksida yang dibutuhkan bisa didapatkan kembali dan digunakan lagi. Proses ini meningkatkan pasokan minyak yang bermanfaat bagi Amerika Serikat dan membantu mengatur tahapan baru dalam industri untuk merintis perindustrian mobil.

frasch_diagramdiagram skema proses frasch

Terobosan Frasch yang berikutnya adalah ide mengenai pengeboran untuk belerang-mineral yang digunakan untuk membuat asam sulfat (sulfuric acid), yang mana saat ini adalah industri yang paling penting yang diproduksi indutri kimia.
Meskipun belerang adalah bahan padatan, Frasch percaya bahawa simpanan belerang dalam tanah mampu ia lelehkan dan kemudian dipompa ke atas permukaan, dengan demikian makin banyak minyak yang dapat diproduksi. Pada saat itu, di pulau Mediterania tepatnya Sisilia memiliki hampir sebuah monopoli dari sumber daya alam belerang, di mana disana deposit belerang berada di tempat yang dangkal dan mudah ditambang. Sebagai tambahan, pekerja Sisilia menerima upah rendah dan kondisi yang kasar daripada penambang di Amerika . Texas dan Louisiana merupakan lahan tambang yang besar jumlah belerangnya , tetapi terletak jauh dibawah tanah, dilindungi oleh rawa-rawa dan pasir. Frasch pada tahun 1894 untuk kali pertama berusaha untuk melakukan pengeboran belerang di rawa Louisiana. Dia menyesuaikan metode yang digunakan sebelumnya untuk pertambangan garam larut dalam air. Untuk mencairkan belerang, air panas dipompakan melebihi titik normal didihnya ke dalam tanah melalui borehole. Setelah mengatasi berbagai masalah teknis, Frasch mengelola proses untuk mendapatkan campuran yg berupa lelehan belerang dan air. Frasch kemudian melakukan proses improvisasi dengan menggunakan kompresi udara dan memompa belerang ke permukaan. Meskipun banyak bahan bakar yang dikonsumsi untuk memanaskan air untuk meleburkan belerang, deposit minyak yang besar yang ditemukan cukup baik. Ditahun 1902, proses Frasch untuk produksi sulfur menjadi praktek yang bisa diterapkan secara umum , sehingga memberikan Amerika pasokan belerang dan asam sulfat sendiri untuknya . Ini merupakan salah satu langkah mengurangi ketergantungan Amerika Serikat dari Eropa untuk industri kimia. Saat ini, proses Frasch digunakan untuk menghasilkan hampir sepertiga dari semua komersial belerang

PROSES HALL HEROULT

Aluminium merupakan unsur yang tergolong melimpah di kulit bumi. Mineral yang menjadi sumber komersial aluminium adalah bauksit. Bauksit mengandung aluminium dalam bentuk aluminium oksida (Al2O3). Pengolahan aluminium menjadi aluminium murni dapat dilakukan melalui dua tahap yaitu: 1. Tahap pemurnian bauksit sehingga diperoleh aluminium oksida murni (alumina) 2. Tahap peleburan alumina Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan pengotor utama dalam bauksit. Pengotor utama bauksit biasanya terdiri dari SiO2, Fe2O3, dan TiO2. Caranya adalah dengan melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida (NaOH), Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O(l) —> 2NaAl(OH)4(aq) Aluminium oksida larut dalam NaOH sedangkan pengotornya tidak larut. Pengotor-pengotor dapat dipisahkan melalui proses penyaringan. Selanjutnya aluminium diendapkan dari filtratnya dengan cara mengalirkan gas CO2 dan pengenceran. 2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) —> 2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l) Endapan aluminium hidroksida disaring,dikeringkan lalu dipanaskan sehingga diperoleh aluminium oksida murni (Al2O3) 2Al(OH)3(s) —> Al2O3(s) + 3H2O(g) Selanjutnya adalah tahap peleburan alumina dengan cara reduksi melalui proses elektrolisis menurut proses Hall-Heroult. Dalam proses Hall-Heroult, aluminum oksida dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6) dalam bejana baja berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode. Selanjutnya elektrolisis dilakukan pada suhu 950 oC. Sebagai anode digunakan batang grafit.

Sumber: http://www.ibchem.com

Dalam proses elektrolisis dihasilkan aluminium di katode dan di anode terbentuk gas O2 dan CO2 Al2O3(l) —> 2Al3+(l) + 3O2-(l) Katode : Al3+(l) + 3e —> Al(l) Anode : 2O2-(l) —> O2(g) + 4 e C(s) + 2O2-(l) —> CO2(g) + 4e

Bahan Ajar Kimia

Belajar Kimia Yuuuk !!!
Web Link Hits
Link Koloid Dalam Industri
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homo
31
Link Hidrolisis Air
Secara teknis, hidrolisis adalah sebuah reaksi dengan air. Reaksi inilah yang sebenarnya terjadi ketika ester dihirolisis dengan air atau dengan asam encer seperti asam hidroklorat encer. Hidrolisis ester dengan basa melibatkan reaksi dengan ion-i
26
Link Kesetimbangan Kimia
Reaksi Kesetimbangan Kimia adalah reaksi yang dapat balik atau dapat berjalan dua arah kembali ke zat awal begitu seterusnya.
9
Link benzena dan turunannya
BENZENA DAN TURUNANNYA 1. RUMUS STRUKTUR BENZENA MENURUT KEKULE Menurut Friedrich August Kekule, Jerman (1865), strukur Benzena dituliskan sebagai cincin dengan enam atom karbon yang mengandung tiga buah ikatan tunggal dan tiga buah ikatan rangkap
10
Link sistem periodik
Cara Penentuan Perioda Dan Golongan Suatu Unsur
22
Link Materi Kimia K-11 dan K-12 dari ChalkBored
Kimia k-11 dan k-12.Berisi materi terkait lembar kerja (worksheets), praktikum (labs), handouts, dan tayangan PowerPoint, ada materi pembelajaran, latihan dan jawabannya juga. dari situs yang berbeda.
13
Link Empat (4) Rumus Penting Untuk Sukses Mengerjakan Soal Termokimia
4 macam rumus utama yang bisa digunakan untuk menyelesaikan soal-soal termokimia, yaitu: 1. Q = m.c. ? T atau Q = C. ? T 2. ? H = ? (? H produk )- ? (? H reaktan) 3. ? H = ? E pemutusan – ? E ikatan 4. Rumus mencari entalpi reaksi dengan d
18
Link Soal Soal kimia SMA
SOAL UN, UJIAN NASIONAL, SPMB, SNMPTN TERLENGKAP DAN TERBARU
57
Link PRINSIP KERJA ELEMEN 2
Link link materi pembelajaran kimia dengan animasi
macam-macam pembelajaran materi kimia dalam berbagai situs
24
Link belajar Kima
Belajar Kimia Lewat internet
16
Link Kimia SMU Home Page
Home page ini berisi soal-soal kimia yang dimaksudkan sebagai latihan bagi siswa-siswa Sekolah Menengah Umum di Indonesia pada umumnya. Semoga dengan soal-soal ini kegiatan belajar anda dalam ilmu kimia menjadi lebih terpacu.
4
Link Hidrolisis
Hidrolisis adalah terurainya garam dalam air yang menghasilkan asam atau basa.
28
Link Titrasi Asm Basa
Cara kerja Titrasi Asam Basa
13
Link Sifat Koligatif Larutan
Penurunan Titik Beku Larutan-Definisi dan Penyebabnya Kita tahu bahwa air murni membeku pada suhu 0oC, dengan adanya zat terlarut misalnya saja kita tambahkan gula ke dalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC, melai
52
Link Pengertian Oksidasi dan Reduksi (Redoks) 24
Link Teori Asam basa
Teori Menurut beberapa ahli kimia Tentang pengertian asam basa
9
Link Perbezaan Antara Sel Elektrolisis/Sel Kimia 4
Link Titrasi Asam Basa
Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan
5
Link Indikator Asam Basa
Cara kerja indikator dengan menggunakan kertas Lakmus
4
Link STOIKIOMETRI LARUTAN
Stoikiometri dengan Hitungan Kimia Sederhana
14
Link Teori Asam Basa dan Garam
Semoga Materi ini bermanfaat buat adik-adiku
9
Link Termokimia
Termokimia terjadi setiap hari di lingkungan kita
47
Link stoikiometri
stoikiometri adalah ilmu tentang pengukuran perbandingan kuantitatif
11
Link Sistem koloid
Sistem koloid terjadi dalam berbagai proses
4
Link Larutan Penyangga
Manfaatkanlah situs Web ini untuk menambah ilmumu
11
Link Pergeseran Kesetimbangan
Situs ini mungkin akan sangat membantumu
1
Link Turunan alkana
Sekarang bagaimana memberi nama isomer butana itu ? Untuk itu marilah kita gunakan aturan tata nama yang diterbitkan IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry).
2
Link tabel periodik
tabel periodik adalah panduan penghitungan kimia.
11
Link SISTEM KOLOID
Definisi Dan Contoh Sistem Koloid Dalam Kehidupan Sehari-hari
9
Link laju reaksi
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi antara lain konsentrasi, sifat zat yang bereaksi, suhu dan katalisator.
8
Link ikatan kimia
ikatan kimia dan macam-macamnya.
11
Link ikatan kovalen
Ikatan kovalen adalah sejenis ikatan kimia yang dikarakterisasikan oleh pasangan elektron yang saling terbagi (kongsi elektron) di antara atom-atom yang berikatan
5
Link KIMIA ORGANIK
Materi SMA Tentang Kimia Organik
9
Link resonansi
Kebanyakan ikatan dapat dideskripsikan dengan menggunakan lebih dari satu struktur Lewis yang benar (misalnya pada ozon, O3)
0
Link ikatan ion
Ikatan ion (atau ikatan elektrokovalen) adalah jenis ikatan kimia yang dapat terbentuk antara ion-ion logam dengan non-logam (atau ion poliatomik seperti amonium) melalui gaya tarik-menarik elektrostatik
6
Link ikatan hidrogen
ikatan hidrogen adalah sejenis gaya tarik antarmolekul yang terjadi antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan
7
Link reaksi kimia
reaksi kimia antara hidrogen klorida dan amonia.
3
Link TEORI ATOM
Kali ini anda masuk dalam materi sifat koligatif larutan
3
Link TITRASI ASAM-BASA
Kali ini anda masuk dalam materi titrasi asam-basa
6
Link SISTEM KOLIGATIF 1
Kali ini anda masuk dalam materi sifat koligatif
11
Link REDOKS
Redoks (singkatan dari reaksi reduksi/oksidasi) adalah istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia.
25
Link menyatakan ph larutan
Prinsip penentuan pH suatu larutan basa sama dengan penentuan pH larutam asam, yaitu dibedakan untuk basa kuat dan basa lemah.
2
Link KONDENSISI
Kondensasi atau pengembunan adalah perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat, seperti gas (atau uap) menjadi cairan
2
Link Hidrolisis Garam
Beberapa jenis garam berdasarkan komponen asam basah pembentuknya
6
Link sel elektrolisis
Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia yang menimbulkan terjadinya reaksi redoks yang tidak spontan dengan adanya energi listrik dari luar.
22
Link KOLOID
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih
5
Link ester
ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui penggantian satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus hidroksil dengan suatu gugus organik (biasa dilambangkan dengan R’). Asam oksigen adalah suatu asam yang molekulnya memiliki gugus -OH ya
1
Link GOLONGAN TRANSISI
Logam transisi didefinisikan secara tradisional sebagai semua unsur kimia pada blok-d pada tabel periodik
6
Link Koligatif Larutan
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut). Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terl
12
Link Alkena
Alkena tergolong hidrokarbon tidak jenuh yang mengandung satu ikatan rangkap dua antara dua atom C yang berurutan. Jadi rumus umumnya mempunyai 2 atom H lebih sedikit dari alkana karena itu rumus umumnya menjadi CnH2n+2-2H = CnH2n. Kekurangan jumlah
3
Link Senyawa Hidrokarbon
Senyawa hidrokarbon terdiri atas karbon dan hidrogen. Bagian dari ilmu kimia yang membahas senyawa hidrokarbon disebut kimia karbon. Dulu ilmu kimia karbon disebut kimia organik, karena senyawa-senyawanya dianggap hanya dapat diperoleh dari tubuh mak
4
Link larutan buffer
Larutan buffer adalah: Campuran asam lemah dengan garam dari asam lemah tersebut
4
Link Sel Volta
1.Deret Volta/Nerst a.Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, Zn Fe Ni, Sn, Pb, (H), Cu, Hg, Ag, Pt, Au b.Makin ke kanan, mudah direduksi sukar dioksidasi. Makin ke kiri, mudah dioksidasi sukar direduksi
54
Link Sistem Dispers
SISTEM DISPERS A. Dispersi kasar (suspensi) : partikel zat yang didispersikan berukuran lebih besar dari 100 nm. B. Dispersi koloid : partikel zat yang didispersikan berukuran antara 1 nm – 100 nm. C. Dispersi molekuler (larutan sejati) :
1
Link Struktur Molekul
Sifat fisik substansi molekuler Molekul terdiri dari sejumlah atom yang bergabung melalui ikatan kovalen, dan atom tersebut berkisar dari jumlah yang sangat sedikit(dari atom tunggal, seperti gas mulia) sampai jumlah yang sangat banyak (seperti pa
2
Link Unsur Golonga I (Alkali)
Unsur-unsur golonga pertam beserta sifatnya
10
Link Faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Telah diuraikan dalam teori tumbukan, perubahan jumlah molekul pereaksi dapat berpengaruh pada laju suatu reaksi.
3
Link Unsur-Unsur Golongan II
Sifat fisik, sifat atom, reaksi dengan udara dan reaksi dengan air.
3
Link Unsur-Unsur Golongan IV
Unsur-unsur golongan IV beserta sifatnya.
7
Link Struktur Lewis dan Hibridisasi
Bagaimana Struktur Lewis dan Hibridisasi pada Molekul SOF2?
6
Link Hidrolisis pada garam
macam – macam hidrolisis garam
3
Link Info Obat Berbahaya
PHENYLPROPANOLAMINE ( obat influenza ) ditarik Badan Pengawasan Obat karena terbukti menyebabkan PENDARAHAN di OTAK Obat – obat di Indonesia yang mengandung PHENYLPROPANOLAMINE antara lain: 1. Decolgen 2. Contac 500 3. Inza 4. Neozep Forte
1
Link Redox Reaction
Halaman ini menerangkan tentang salah satu reksi kimia, yakni reaksi redoks.
2
Link REDUCTION AND OXIDATION REACTIONS
Halaman ini menjelaskan tentang reaksi redoks mulai dari konsep dasarnya.
6
Link Volta Cell
Halaman ini menjelasan tentang reaksi oksidasi dan redusi, khusunya sel volta.
13
Link unsur halogen
unsur halogen merupakan unsur yang mudah bereaksi dan terdapat di alam dalam bentuk diatomik.
19
Link stuktur atom
struktur atom dan ikatan ini menjelaskan tentang sifat-sifat fisik dan ciri-cirinya……
3
Link Buffer
How does buffers effect in body during exercise
2
Link Polimer
Plastik merupakan polimer yang dapat dicetak menjadi berbagai bentuk yang berbeda.
1
Link KIMI/LAJU REAKSI
INI MERUPAKAN MATERI PELAJARAN KALAS XII
5
Link KIMIALAJU REAKSI
INI MERUPAKAN MATERI PELAJARAN KALAS XII
0
Link KIMA/IKATAN KIMIA
ini juga merupakan materi pokok kelas XII
7
Link deskripsi atom
menjelaskan bagaimanakah atom itu sifat-sifatnya dan ciri- cirinya. arahan soal- soal mandiri dll…
0
Link KIMIA/kesetimbangan
ini merupakan materi pokok kelas XI
0
Link kesadahan air
kesadahan air disebabkan karena unsur natrium dan magnesium
2
Link elektrolisis
Elektrolisis ialah proses penguraian elektrolit kepada unsur juzuknya apabila arus elektrik mengalir melaluinya.Arus elektrik boleh dialirkan melalui elektrolit dengan menggunakan dua elektrod.
5
Link KIMIA/kimia unsur
ini merupakan materi pelajaran kelas XII
15
Link Isomer struktural
Halaman ini menjelaskan tentang isomer struktur, dan berbagai contoh yang dapat mengakibatkan terjadinya isomer struktur
1
Link gas alam
mendeskripsikan gas-gas alam dan bagaimana sifatnya…
1
Link padatan
Kimia padatan merupakan kajian tentang sintesis, struktur, dan sifat-sifat fisik material padat. Jadi, bidang ini mempunyai tumpang-tindih yang kuat dengan …
1
Link Sifat Koloid
Sifat khas Koloid
2
Link Reaksi Eksoterm Dan Endoterm
Reaksi Eksoterm Dan Endoterm
8
Link Unsur-Unsur Gas Mulia
Sifat-Sifat Umum : Tidak Berwarna, tidak berbau, tidak berasa, sedikit larut dalam air.
14
Link Eksoterm dan Endoterm
eksoterm=perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan endoterm=perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem
7
Link Sifat-Sifat Koloid
Sifat khas koloid : – Efek Tyndall – Gerak Brown – Adsorbsi – Koagulasi – Koloid Liofil dan Koloid Liofob
2
Link Forum Olimpiade Kimia 83
Link Situs Web Kimia Indonesia
chem-is-try.org adalah wahana yang bertujuan memperkenalkan lebih luas tentang dunia kimia dan perkembangannya kepada seluruh pembaca melalui sarana internet.
82
Link Kimia LIPI 148
Link Pusat Penelitian Kimia LIPI
Situs Web Resmi Pusat Penelitian Kimia LIPI
160

KELAS XII

Logam Alkali dan Alkali Tanah
Logam alkali (alkaline) termasuk Golongan IA (dalam golongan ini termasuk juga hidrogen yang bukan logam) dan sangat reaktif dengan meningkatnya periode pada unsur ini. Logam alkali tanah (earth alkaline) yang termasuk golongan IIA berada tepat di sebelah kanan logam-logam alkali pada tabel periodik unsur-unsur. Baik logam-logam alkali maupun alkali tanah dapat langsung bereaksi dengan udara apabila dipanaskan.

Logam Alkali
Kode YouTube: cqeVEFFzz7E

Reaksi Lithium dengan air
Kode YouTube: OFG4Yr7lQzw

Reaksi Kalium dengan air
Kode YouTube: OFG4Yr7lQzw

Reaksi Rubidium dan Caesium dengan air
Kode YouTube: sNdijknRxfU

Logam-logam alkali dan alkali tanah
Kode YouTube: DFQPnHkQlZM

logam Lithium bereaksi dengan udara
Kode YouTube: RzO26p241x4

Logam Kalsium bereaksi dengan udara
Kode YouTube: LJz13QW58cY

MATERI KIMIA SMA

PENYETARAAN REAKSI REDOKS
Persamaan reaksi kimia harus selalu sesuai dengan hukum kekekalan masa, maka jumlah atom sejenis di ruang kanan harus sama dengan jumlah atom sejenis di

ATURAN OKTET
Aturan dasar dalam penulisan rumus Lewis, dari suatu molekul adalah Aturan Oktet, yaitu: Elektron-elektron dalam senyawa kovalen

POLIMER
Polimer (Makromelekul) banyak sekali dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya plastik, yang saat ini sudah menjadi primadona
KESETIMBANGAN KELARUTAN
Kesetimbangan larutan merupakan bagian yang terpenting dalam kajian kimia larutan, terutama untuk identifikasi kation dan anion

LAJU REAKSI
Banyak reaksi berlangsung dalam kecepatan berbeda-beda, tergantung pada keadaanya. Di rumah, mobil yang diparkir di garasi terbuka.

PERGESERAN KESETIMBANGAN
Pada saat suatu reaksi bolak-balik mencapai kesetimbangan, kecepatan reaksi ke kiri sama dengan kecepatan reaksi ke kanan.

STRUKTUR GEOMETRI KOMPLEK
Salah satu sifat unsur transisi adalah memiliki kecenderungan untuk membentuk Ion Komplek atau Senyawa Komplek

LARUTAN BUFFER
Larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan harga PH terhadap penambahan sedidkit asam, sedikit basa atau pengenceran. Larutan ini memegang peranan

HUKUM HESS
Reaksi dapat berlangsung beberapa tahap. Dari satu tahap dapat bereaksi lebih lanjut. Pada setiap reaksi ada pelepasan atau penyerapan kalor

STOIKIOMETRI
Setiap zat dapat dijelaskan oleh suatu rumus kimia yang menyatakan jumlah relatif atom yang ada dalam zat itu

HUKUM GAY LUSSAC DAN HUKUM AVOGADRO
Penemuan Hukum Perbandingan Volume oleh Gay Lussac dan dibantu dengan hipotesis Avogadro dapat menentukan perbandingan masa antar

KONFIGURASI ELEKTRON BERDASARKAN MODEL ATOM
Konfigurasi atau susunan elektron sederhana suatu atom dapat dituliskan berdasarkan teori model atom yang ditemukan oleh Niels Bohr.

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam suatu larutan. Ada banyak cara untuk menyatakan konsentrasi larutan

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
Larutan adalah campuran homogern (serba sama) yang komponennya terdiri atas pelarut dan zat terlarut. Berdasarkan atas daya hantarnya,

KARBON DAN SENYAWANYA
Senyawa-senyawa karbon sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia. Tubuh kita dan makanan yang diperlukan

HIDROLISIS GARAM DALAM AIR
Reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air, reaksi ini disebut dengan reaksi penetralan

SISTEM KOLOID
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai beberapa zat, misalnya: buih sabun, kabut, santan, mutiara, asap, dan masih banyak lagi. Zat-zat tersebut merupakan contoh dari sistem koloid.

UJI KOMPETENSI KIMIA
Berupa soal-soal Kimia

KONFIGURASI ELEKTRON
Anda tentu telah mempelajari konfigurasi elektron berdasarkan model atom Bohr, sekarang anda akan kami ajak untuk mempelajari onfigurasi elektron bedasarkan model atom Mekanika Kuantum.

TEORI ASAM BASA ARHENIUS DAN PH KELARUTAN ASAM BASA
Menurut Svante Arrhenius : asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+ sedangkan basa adalah senyawa yang dalam air dapat menghasilkan ion OH- .

ALKALI DAN ALKALI TANAH
Logam alkali yaitu unsur-unsur golongan IA dalam sistem periodik, merupakan logam yang paling reaktif (pembentuk basa kuat), mudah melepaskan elektron valensinya membentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +1.

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
Larutan yang telah mengandung jumlah maksimum zat terlarut kita sebut larutan jenuh. Jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut disebut kelarutan. Kelarutan zat bergantung pada jenis pelarut dan zat terlarut serta suhu.

IKATAN KOVALEN POLAR DAN NON POLAR
Atom yang memiliki nilai elektronegativitasnya sama atau mirip, jika berinteraksi akan terjadi pemakaian elektron secara bersama-sama oleh atom-atom yang berikatan disebut ikatan Kovalen.

HALOGEN
Unsur golongan VIIA ini merupakan unsur non logam paling reaktif. Unsur-unsur ini tidak ditemukan di alam dalam keadaan bebas, melainkan dalam bentuk garamnya. Oleh karena itu unsur-unsur non logam ini dinamakan Halogen.

Larutan Penyangga

PENURUNAN RUMUS (H+) DAN (OH) LARUTAN PENYANGGA

  1. Campuran asam lemah dengan basa konjugatnya (misalnya CH3COOH dengan CH3COONa )

CH3COONa CH3COO +Na+ (terurai sempurna)

dan

CH3COOH CH3COO + H+

CH3COO menambah CH3COO , maka:

Ka = (CH3COO + CH3COO ) (H+ ) / (CH3COOH)

Konsentrasi CH3COO sangat kecil dibandingkan CH3COO, sehingga CH3COO diabaikan.

Jadi, H+ = Ka. CH3COOH / CH3COO =

  1. Campuran basa lemah dengan asam konjugatnya (misalnya NH4OH dengan NH4Cl).

NH4Cl NH4+ + Cl (terurai sempurna)

dan

NH4OH NH4+ + OH

NH4+ menambah NH4+ , maka:

Kb = (NH4+ + NH4+ ) (OH ) / (NH4OH)

Konsentrasi NH4+ sangat kecil dibandingkan NH4+, sehingga NH4+ diabaikan.

Jadi, OH = Kb. NH4OH / NH4+ =

PENURUNAN RUMUS (H+) DAN (OH) HIDROLISIS GARAM

  1. Hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah, basa kuat. (misalnya CH3COONa)

CH3COONa CH3COO +Na+

Na+ tidak terhidrolisis, karena komponen basa kuat.

Hidrolisis

CH3COO + H2O CH3COOH + OH

Kh = (CH3COOH) x (OH ) / (CH3COO)

Kh = (CH3COOH) x OH) / (CH3COO) x

Kh = (H+)( OH) x / (CH3COO)

Kh =

Kembali ke rumus Kh = CH3COOH x OH/ CH3COO

Karena CH3COOH = OH (mengapa?), maka:

Kh = (OH)2 / CH3COO (Kh = …)

(OH)2 = x CH3COO (lanjutkan..)

  1. Hidolisis dari garam yang berasal dari basa lemah, asam kuat. (misalnya NH4Cl)

NH4Cl NH4+ + Cl

Cltidak terhidrolisis, karena komponen asam kuat.

Hidrolisis

NH4+ + H2O NH4OH + H+

Kh = (NH4OH) x (H+) / (NH4+)

Kh = (NH4OH) x (H+) / (NH4+) x

Kh = (H+)( OH) x / NH4+

Kh =

Kembali ke rumus Kh = (NH4OH) x (H+) / NH4+ .

Karena (NH4OH) = (H+), maka lanjutkan… (bisa kan)

Note:

Jika senyawa garam mengandung basa kuat dan asam lemah, misalnya CH3COONa, maka pHnya pasti atas tujuh. Demikian juga sebaliknya.

Besarnya pH dari hidrolisis garam tsb tidak terlalu besar atau terlalu kecil (kira-kira mendekati 5 sampai 9).

Maaf, jika penjelasan sebelumnya ada kesalahan. Semoga ada manfaatnya.

Ringkasan Kimia

Struktur Atom

A. Partikel-Partikel Penyusun Atom

1. Elektron.

Tabung katode terbuat dari dua kawat yang di beri potensial listrik yang cukup besar dalam tabung kaca sehingga dapat terjadi perpendaran cahaya. J.Plucker menyimpulkan Bahwa sinar katode mempunyai sifat :

1. Merambat lurus dari kutub negatif ke kutub positif.

2. Bermuatan negatif

3. Sifat sinar katode tidak di pengaruhi oleh jenis kawat elektrode yang di pakai, jenis gas dalam tabung dan bahan yang di gunakan untuk menghasilkan arus listrik.

Pada tahun 1879 William Crookes menemukan tabung katode yang lebih baik. Maka JJ. Thompson memastikan bahwa sinar katode merupakan partikel sebab dapat memutarkan baling-baling yang di letakkan di antara katode dan anode. JJ. Thompson menyatakan bahwa sinar katode merupakan partikel penyusun atom ( Partikel Sub Atom ) yang bermuatan negatif dan di sebut elektron.

Teori Atom Thompson:

Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamnya tersebar muatan negatif elektron.

Penyelidikan lebih lanjut di lakukan oleh Robert A. Milikan dan berhasil menemukan muatan setiap tetes minyak, yaitu kelipatan dari bil yang sangat kecil yaitu 1,59 x 10-19 c. dan kemudian di sebut dengan satuan muatan elektron

2. Inti Atom

Pada tahun 1886 Eugen Goldstein memodifikasi tabung sinar katode dengan melubangi lempeng sinar katodenya. Dan Goldstein menemukan sinar yang arahnya berlawanan dengan sinar katode melalui lubang katode tersebut. Sinar ini melewati lubang (kanal) maka sinar ini di sebut sinar kanal.

Pada tahun 1898, wilhelm Wien menunjukkan bahwa sinar kanal merupakan partikel yang bermuatan positif. Sinar kanal di sebut proton, dari penelitian terhadap atom hidrogen dapat di tentukan bahwa massa proton adalah 1.837 kali massa elektron. Untuk mengetahui partikel-partikel tersebut Ernest Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geiger dan Ernest Marsden) melakukan percobaan yang di kenal dengan hamburan sinar alfa terhadap lempeng tipis emas.

Dan dapat di simpulkan antara lain :

  1. Atom bukan bola pejal, karena hampir semua partikel di teruskan.
  2. Jika lempengan emas tersebut di anggap sebagai satu lapisan atom-atom emas, maka di dalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan positif
  3. Berdasarkan fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan di belokkan jika perbandingan tersebut nerupakan perbandingan diameter, maka di dapatkan ukuran inti kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom secara keseluruhan

Model atom Rutherford mengusulkan model atom yang di kenal sebagai Atom Rutherford yang menyatakan bahwa atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif di kelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif.

Rutherford memperkirakan jari-jari atom kira-kira 10–8 cm dan jari-jari inti kira-kira 10-13 cm. yang di buktikan oleh James Chadwick pada tahun 1932, berdasarkan perhitungannya terhadap massa atom dan percobaan hamburan partikel alfa terhadap boron dan parafin partikel atom yang menyusun atom di sebut neutron, jadi di dalam inti atom terdapat proton yang bermuatan positif dan neutron yang tidak bermuatan.

Partikel-partikel dasar penyusun atom :

Partikel

Massa eksak

(gram)

Massa relatif

(amu)

Muatan eksak

(Coulomb)

Muatan relatif

(sme)

Elektron

Proton

Neutron

9,1100 – 10 –28

1,6726 – 10 –24

1,6750 – 10 –24

0

1

1

– 1,6 . 10 –19

+1,6 . 10 –19

0

– 1

+1

0

B. Tanda Atom

Proton merupakan partikel khas suatu atom, artinya atom akan mempunyai jumlah proton yang berbeda dengan atom lain, jadi nomor atom menunjukkan jumlah proton yang di miliki oleh suatu atom.

Massa atom merupakan massa dari seluruh partikel penyusun atom. Jumlah proton dan neutron selanjutnya di sebut nomor massa dari suatu atom. atom-atom suatu unsur dapat mempunyai nomor massa yang berbeda karena jumlah neutron dalam atom tersebut berbeda. Atom-atom dari unsur yang sama mempunyai nomor massa atom yang berbeda yang di sebut isotop.

A

X

2

Keterangan : X = Lambang Unsur

A = Nomor Massa (Jumlah proton + Jumlah Neutron)

2 = Nomor Atom (Jumlah proton)

Contoh :

23ΙΙNa Artinya: Isotop Na mempunyai nomor atom II dan nomor massa 23

Jumlah proton = II

Jumlah Elektron = II

Jumlah Newton = 23 – II

= 12.

C. Konfigurasi Elektron

Niels Bohr melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen berhasil memberi gambaran keadaan elektron dalam menempati daerah di sekitar inti atom. Niels berhasil menyusun model atom yang di kenal sebagai “Model Atom Bohr”.

Menurut model atom Bohr. Elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu yang di sebut kulit elektron. Atau tingkat energi. Tingkat energi paling rendah adalah kulit elektron yan terletak paling dalam, semakin keluar besar nomor kulitnya dan makin tinggi tingkat energinya.

Tiap-tiap kulit elektron hanya dapat di tempati elektron maksimum 2n2, dengan n adalah nomor kulit.

“Kulit dan jumlah elektron maksimum”

Nomor kulit

Nama kulit

Jumlah elektron Maksimum

1

2

3

4

5

6

7

K

L

M

N

O

P

Q

2 elektron

8 elektron

18 elektron

32 elektron

50 elektron

72 elektron

98 elektron

Contoh :

12 Mg : 2 8 2

19 K : 2 8 8 1

D. Perkembangan Model Atom

John Dahlton mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai berikut :

  1. Setiap unsur tersusun atas partikel-partikel kecil yang tidak dapat di bagi lagi yang di sebut dengan atom.
  2. Atom-atom terdiri dari unsur-unsur yang sama akan mempunyai sifat yang sama, sedangkan atom-atom dari unsur-unsur yang berbeda akan mempunyai sifat yang berbeda pula.
  3. Terjadi perubahan susunan atom-atom dalam zat tersebut.

Berdasarkan percobaannya tentang sifat listrik suatu zat, maka JJ. Thompson berkesimpulan bahwa atom merupakan bola pejal yang bermuatan negatif. Selanjutnya dari fakta percobaan di simpulkan bahwa atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif, di kelilingi elektron pada jarak yang sangat jauh. Elektron tidak tertarik kedalam inti karena gaya tarik ini di lawan oleh gaya sentrifugal dari elektron yang bergerak melingkar.

Teori Rutherford bertentangan dengan teori Maxwell tentang mekanika, yang menyatakan bahwa bila ada partikel bermuatan bergerak melingkar akan kehilangan energi, sehingga yang bergerak melingkar akan kehilangan energi pula hingga akhirnya akan mudah tertarik oleh inti dan bentuk lintasan makin mendekat ke inti atom.

Kelemahan model atom Rutherford di perbaiki oleh Niels berdasarkan hasil percobaannya tentang spektrum atom hidrogen. Bohr menyatakan bahwa selama mengelilingi inti atom, elektron tidak kehilangan energi dan berada pada tingkat-tingkat energi tertentu yang di sebut orbit atau kulit elektron.

Namun penemuan Heisenberg tentang dualisme materi dan energi menunjukkan bahwa model atom Bohr tidak tepat lagi. Bersama dengan Schrodinger membuat model atom yang lebih di kenal dengan model atom mekanika gelombang atau atom modern, menurut model atom ini, elektron tidak dapat di pastikan tempatnya, hanya dapat di tentukan keboleh jadiannya (kemungkinan) terbesar elektron ada di sebut Orbital

Larutan Nonelektrolit dan Elektrolit

Zat cair yang bisa menghantarkan listrik di sebut elektrolit, sedangkan zat cair yang tidak dapat menghantarkan listrik di sebut Nonelektrolit Suatu zat dapat menjadi elektrolit bila di dalam larutannya xat tersebutterurai menjadi ion-ion yang bebas bergerak.

1 ). Senyawa Ion

Dalam keadaan padatan (Kristal) senyawa ion tidak menghantarkan listrik. Sebaliknya, bila senyawa ion tersebut dalam bentuk leburan atau larutan, maka ion-ionnya bebas bergerak sehingga dapat menghantarkan listrik.

2 ). Senyawa Kovalen

Beberapa senyawa kovalen dalam air dapat terurai menjadi ion-ion positif dan ion negatif. HCL merupakan senyawa kovalen, tetapi karena pengaruh molekul-molekul air, HCL dapat terurai menjadi ion H + dan ion cL

HCL (aq) Hf (aq) + cL (aq).

“Peristiwa terurainya molekul menjadi ion-ion ini di sebut Ionisasi.

☺ Larutan elektrolit yang berdaya hantar listrik kuat di sebut elektrolit kuat.

☺ Larutan elektrolit yang berdaya hantar listrik lemah di sebut elektrolit lemah.

Senyawa hidro karbon dan minyak bumi”

A. Mengenali senyawa karbon dan sumbernya

1. Mengenali senyawa karbon

pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan arang atau karbon, sedangkan pembakaran sempurna akan menghasilkkan ga CO2, untuk mengenalinya di lakukan dengan cara mengalirkan gas hasil pembakaran ke dalam air kapur ( Ca (OH2) atau air barit atau ( Ba ( OH )2 ).

Hasil pembakaran sempurna senyawa karbon berupa gas CO2 dan gas terseut dapat menge3ruhkabn air kapur atau air barit karena terjadi reaksi :

CO2 (g) + Ca ( OH )2 Ca CO(s)

jadi, bila gas hasil pembakaran tersebut mengeruhkan air kapur atau air barit berarti senyawa yang di bakar mirip senyawa karbon

2.Sumber senyawa karbon

Senyawa karbon berasal dari berbagai sumber, antara lain :

a. Tumbuhan dan hewan

b. Batu bara

c. Gas alam dan minyak bumi

B. Senyawa karbon organik dan senyawa karbon anorganik.

Senyawa karbon yang hanya dapat dibuat (disentesis) oleh tubuh (organ) makhluk hidup di sebut senyawa organik, sedangkan senyawa yang dapat di buat (disintesis) di luar tubuh makhluk hidup senyawa anorganik.

senyawa karbon organik dan senyawa anorganik di dasarkan kepada sifat dan strukturnya

Perbedaan senyawa organik dan senyawa anorganik

Perbedaan

Senyawa karbon organik

Senyawa karbon anorganik

Kestabilan terhadap

Pemanasan kelarutan.

Titik lebur & titik didih

Kereaktifan

struktur

Mudah terurai atau berubah struktur. Umumnya sukar larut dalam Pelarut polar, tetapi mudah larut dalam pelarut nonpolar.

Umumnya relatif rendah.

Kurang reaktif (sukar bereaksi) dan jika beraksi cenderung lambat.

Mempunyai rantai atom karbon

Stabil pada pemanasan.

Mudah larut dalam pelarut polar.

Ada yang sangat tinggi tetapi ada pula yang sangat rendah.

Reaktif dan umumnya berlangsung cepat.

Tidak mempunyai rantai atom karbon.

C. Sifat khas dari atom karbon

Sifat khas dari atom karbon yaitu antara lain :

  1. Mempunyai nomor atom 6, dengan elektron vol. 4
  2. Atom karbon dengan keempat tangan ikatan itu dapat membentuk rantai atom karbon dengan berbagai bentuk dan kemungkinan, antara lain :

a.. Berdasarkan jumlah ikatan.

1). Ikatan rangkap tunggal

2). Ikatan rangkap dua

3). Ikatan rangkap tiga

b. Berdasarkan bentuk ranainya :

1). Rantai terbuka ( Alifatis)

2). Rantai tertutup ( siklis )

3). Kedudukan atom karbon dalam rantai karbon.

Kedudukan rantai karbon di bedakan menjadio empat macam, yaitu :

a). atom karbon primer

b). atom karbon sekunder

c). atom karbon tersier

d). atom karbon kuarterner

D. Hidrokarbon.

Berdasarkan ikatan yang terdapat pada rantai karbonnya, hidrokarbon di bedakan menjadi 1. Hirokarbon jenuh, yaitu hidrokarbon yang pada ranai karbonnya semua berikatan tungggal, di sebut juga sebagai alkana.

2. Hidrokarbon tak jenuh yaitu hidro karbon yang pada rantai karbonnya terdapat ikatan rangkap dua ( alkana ) dan rangkap tiga ( Alkana).

Minyak bumi

Minyak bumi merupakan campuran dari berbagai senyawa penyusun utamanya berupa hidrokarbon, terutama alkana, sikloalkana dan aromatis.

Komposisi minyak bumi

Jenis senyawa

Jumlah Presentase

Contoh

Hodrokarbon

Senyawa belarang

Senyawa Nitrogen

Senyawa Oksigen

Organo Logam

90 – 99 %

0,1 – 7 %

0,01 – 0,9 %

0,01 – 0,4 %

Sangat kecil

Alkana, Siklo Alkana, Aromatis

Tio Alkana ( R – S –R )

Alkanatiol ( R – S – R)

Pirol ( C4 H5 N )

Asam, Karboksilat ( RcooH)

Senyawa Logam Nikel

*proses pembentukan miyak bumi

Menurut teori dupleks :

-minyak bumi terbentuk dari jasad renik yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang telah mati, akibat pengaruh waktu yang mencapai ribuan bahkan jutaan tahun, jasad renik berubah menjadi bintik-bintik dan gelembung minyak atau gas.

Minyak bumi di kelompokkan sebagai sumber daya alam yang tidak dapat di perbaharui. Deposit minyak bumi di indonesia pada umumnya terdapat di daerah pantai atau lepas panai, yaitu pantai utara jawa (Cepu, Wonokromo, Cirebon ). Daerah sumatera bagian utara dan timur ( Aceh, Riau). Daerah kalimantan bagia timur ( Tarakan, Balikpapan ) dan daerah kepala burung ( Papua).

Pengelolaan minyak bumi

A. Pengelolaan tahap pertama ( primary processing ).

Pada tahap pertama ini di lakukan proses “ dostilasi Be, pada proses distilasi bertingkat ini meliputi :

a. Fraksi pertama : menghasilkan gas elpiji di gunakan untuk bahan bakar kompor gas, atau mobil dengan BBG

b. Fraksi kedua : sering di sebut nafta ( Gas Bumi ), nafta ini tidak dapat langsung di sunakan, teteapi di olah pada tahap kedua untuk di jadikan bensi (premium) atau bahan ptrokimia, nafta sering juga di sebut dengan bensin berat.

c. Fraksi ketiga : di buat menjadi kerosin ( minyak tanah) dan Autur ( Bahan bakar pesawat jet)

d. Fraksi keempat : di buat menjadi solar, di gunakan sebagai bahan bakar mesin diesel.

e. Fraksi kelima : di sebut residu yang berisi hidrokarbon rantai panjang dan dapat di olah lebih lanjut pada pada tahap kedua menjadi berbagai senyawa karbon lainnya dan sisanya sebagai aspal dan lilin.

B. pengolahan tahap kedua

Proses ini merupakan lanjutan dari hasil penyulingan pada tahap kedua

Proses-proses ini meliputi :

a. perengkahan ( Cracking ) : Di lakukan perubahan struktur nkimia senyawa- senyawa hidrokarbon,m yang meliputi perengkahan ( pemecahan rantai ). Alkilasi ( pembentukan alkil), polimerasi, reformasi dan isomerasi

b. Proses ekstrasi : pembersihan produk dengan menggunakan pelarut.

c. Proses kristalisasi : proses pengolahan produk-produk melalui perbedaan titik cairnya.

d. Pembersihan dan kontaminasi : proses pengolahan tahap pertama dan tahap kedua sering terjadi kontaminasi sehingga kotoran-kotoran ini harus di bersihkan dengan menambahkan soda kaustik ( NaOH ) tanah liat atau proses Hidrogenesi.

PH Larutan

Asam dan Basa

a. Asam

Menurut Arrhenius (1887) Asam adalah suatu zat yang bila di larutkan ke dalam air akan ion hidronium ( H+)

Beberapa Asam, Nama asam dan Reaksi Ionisasi

Rumus Asam

Nama Asam

Reaksi Ionisasinya

HF

HBr

H2S

CH3CooH

HNO3

H2SO4

H3PO4

H2C2O4

As. Flurida

As. Bromida

As. Sulfida

As. Asetat (Cuka)

As. Nitrat

As. Sulfat

As. Fosfat

As. Oksolat

HF (aq) H +(aq) + F (aq)

HBR (aq) H +(aq) + Br(aq)

H2s (aq) 2H +(aq) + S2(aq)

CH3 CooH (aq) H +(aq) + CH3Coo(aq)

HNO3(aq) H +(aq) + NO3(aq)

H2SO4(aq) 2H +(aq) + SO4 (aq)

H3PO4(aq) 3H +(aq) + PO4(aq)

H2C2O4(aq) 2H + + C2O4(aq)

☺Asam yang menghasilkan sebuah H+ di sebut Monoprotik

☺Asam yang menghasilkan dua ion H+ di sebut asam Diprotik

Dipandang dari jumlah ion yang di hasilkan, Asam di bedakan menjadi :

1. Asam kuat, yaitu asam yang mudah terionisasi dan banyak menghasilkan H+ dalam larutannya

2. Asam lemah, yaitu asam yang sedikit terionisasi dan sedikit menghasilkan H+ dalam larutannya

b. Basa

Menurut Arrhenius, basa adalah suatu senyawa yang di dalam air (larutan) dapat menghasilkan ion CH

Beberapa basa, Nama basa, dan Ionisasinya dalam air

Rumuss basa

Nama basa

Ionisasi basa

NaOH

KOH

Ca (oH)2

Ba (oH)2

NH3

Natrium Hidroksida

Kalium Hidroksida

Kalsium Hidroksida

Barium Hidroksida

Amona

NaOH (aq) —Na+ (aq) + OH(aq)

KOH (aq) —K+ (aq) + OH (aq)

Ca (OH)2 (aq)­­­ — Ca2+ (aq) + 2OH (aq)

Ba (OH)2 (aq) — Ba 2+ (aq) + 2OH

NH3 (aq) + H2O(l)—NH4+ (aq) + OH (aq)

Berdasarkan daya hantar listriknya, Basa di bedakan menjadi :

1. Basa kuat, adalah basa yang terionisasi sempurna, misalnya : KOH, NaOH, Ba (OH)2

2. Basa lemah, adalah basa yang hanya sedikit terionisasi, misalnya : NH3 dan AL (OH)3

Titrasi Asam Basa

☺Titrasi melibatkan reaksi antara asam dengan basa, yang di kenal dengan istilah titrasi

asam basa atau asidi alkalimeri

☺Titrasi yang menyandarkan pada jumlah volume larutan disebut titrasi volumetri.

Volume titik akhir titrasi adalah dimana tepat pada saat warna indikator berubah

penambahan ( titrasi ) di hentikan dan volumenya di catat

☺Volume larutan penitrasi yang di peroleh melalui perhitungan secara teoritis di sebut titik

ekivalen.

☺Perbedaan volume titik akhir titrsi dengan titik ekivalen di sebut kesalahan titrasi

Contoh soal :

  1. Sebanyak 20 ml larutan H2So4 yang belum di ketahui konsentrasiny dititrasi dengan mulai berubah pada saat volun NaOH 0,1 dengan menggunakan indikator fenolftalein (pp). Warna pp mulai berubah pp H2 SO4 tersebut ?

Jawab :

Reaksi yang terjadi pada reaksi tersebut adalah :

H2 SO4 (aq)+ 2Na OH (aq) Na2 SO4 (aq)+ 2 H2O(L)_

NaOH yang terpakai pada saat titrasi = 0,1 mol L–1 x 0,032 L

= 0,032 mol

Dari persamaan reaksi 1 mol H2SO4 = 2 mol NaOh

Jadi, H2SO4 yang di titrasi = 1 x 0,032 mol

2

= 0,0016 mol

Konsentrasi H2SO4 = 0,0016 mol / 0,02 ml

= 0,08 mol L – 1

= 0,08 M.

Larutan Penyangga.

A. Komposisi Larutan Penyangga.

☺Larutan pentannga atau buffer adalah larutan yang PH nya relatif tetap (tidak berubah ) pada penambahan sedikit asam atau sedikit basa. Di tinjau dari komposisi zat penyusunnya terdapat dua sistem larutan penyangga yaitu sistem penyangga Asam lemah dengan basa konjugasinya dan sistem penyangga basa lemah dengan asam konjugasinya.

a. Aistem penyangga asam dan basa konjugsi

CH3 CooH (aq) CH3 Coo(aq) + H+(aq)

CH3 CooNa (aq) CH3 Coo(aq) + Na+(aq)

Di dalam larutan penyangga tersebut terdapat campuran asam lemah ( CH3 CooH ) dengan basa konjugasinya ( CH3 Coo)

Contoh soal :

1. Mereaksikan 100 ml larutan CH3 CooH 0,1 M dengan 50 ml larutan NaOh 0,1 M sehinnga stoikiometri dalam 150 ml campuran yang di hasilkan terdapat 0,005 mol CH3 CooH ( Sisa Reaksi ) dan CH3 Coo (Hasil reaksi)

Jawab :

CH3 CooH (aq) + NaOH (aq) CH3 CooNa (aq) + H2O(L)–

Di reaksikan : 0,01 0,005

Bereaksi : 0,005 0,005

Akhir : 0,005 0 0,005 mol

CH3 Coo (aq) + Na+(aq)

0,005 mol

Jadi, setelah semua NaOH habis bereaksi didalam larutan terdapat CH3CooH yang tidak bereaksi (0,005 mol) dan CH3 Coo yang berasal dari ionisasi CH3 Coo Na hasil reaksi (0,005)

b. Sistem penyangga Basa dan asam konjugasi

campuran NH3 atau NH4 OH dan NH4 CL terdapat ion OH yang berasal dari ionisasi sebagian NH4OH, ion NH4+ yang berasal dari ionisasi NH4 OH dan Ionisasi NH4 CL. Dalam sistem penyangga tersebut terdapat basa lemah dan asam konjugasi

Contoh soal :

2. Mereaksikan 100 ml larutan NH4Oh 0,1 M dengan 50 ml larutan HCL 0,1 M, maka secara stoikiometri di dalam 150 ml campuran yang di hasilkan terdapat 0,005 mol NH4OH (sisa reaksi ) + NH4+ (Hasil Reaksi ).

Jawab :

NH4OH (aq) + HCL (aq) NH CL (aq) + H2O (L).

Direaksikan : 0,01 0,005

Bereaksi : 0,005 0,005

Akhir : 0,00% 0 0,005 mol

NH4 (aq) + CL (aq)

0,005 mol
B. PH Larutan Penyangga

a. Sistem penyangga Asam lemah dan Basa konjugasi

Yang berperan penting dalam larutan penyangga adalah sistem reaksi kesetimbangan yang terjadi pada asam lemah atau basa lemah.

Rumuss :

[ H+] = Ka x Mol As

Mol Basa konjugasi

b. Sistem penyangga basa lemah dan asam konjugasinya

di dalam sistem ini yang paling berperan adalah reaksi kesetimbangan pada basa lemah

Rumuss :

[OH] = kb x mol Basa

Mol Asam konjugasi

C. Prinsip kerja larutan penyangga

Pada dasarnya suatu larutan penyangga yang tersusun dari asam lemah dan basa konjugasi merupakan sistem kesetimbangan ion dalam air, yang melibatkan adanya kesetimbangan air dan kesetimbangan asam lemah.

Contoh soal :

3. 1 liter air larutan penyangga yang mengandung 0,1 M CH3 CooH dan 0,1 M CH3 Coo-

Di tambahkan 10 ml larutan HCL 0,1 M. jika Ka CH3 CooH = 10–5, hitunglah pH larutan penyangga tersebut sebelum dan sesudah di tambahkan HCL.

Jawab : aj sebelum di tambahkan HCL.

[H+] = Ka x [ CH3 CooH ]

[CH3 CooH]

= 105 x 0,1

0,1

= 105

pH = 5

b. sesudah di tambah HCL

Jumlah mol sebelum ditambaah HCL

CH3 CooH = 0,1 mol L–1 x 1 L CH3 Coo– = 0,1 mol L–1 x 1L

= 0,1 mol = 0,1 mol

HCL yang di tambahkan = 0,1 mol L–1 x 0,01 L

= 0,001

Pada penambahan HCL, maka ion H+ dari HCL akan bereaksi dengan ion CH3 Coo

CH3 Coo + H+ CH3 CooH.

Jadi, setelah penambahan HCL jumlah mol

CH3 CooH = (0,1 + 0,001) mol = 0,1001 mol

CH3 Coo = (0,1 0,001) mol = 0,o99 mol

Sehingga [H+] = 10– 5 x 0,1001 = 1,011 – 10-5

0,099

pH = 5- log 1,o11 = 4,995

D. Larutan pentangga dalam kehidupan sehari-hari

a). Sistem penyangga karbonat dalam darah.

pH darah relatif tetap di sekitar 7,4. hal ini di karenakan adanya sistem penyangga H2 CO3 / HCO3. Sehinnga meskipun setiap saat darah kemasukan berbagai zat yang bersifat asam maupun basa akan selalu dapat di netralisir penagruhnya terhadap perubahan pH. Bila darah kemasukan zat yang bersifat asam maka reaksinya :

H+ (aq) + hCO3(aq) H2CO3 (aq)

Sebaliknya apabila kemasukan zat yang bersifat basa maka reaksinya :

OH(aq) + H2CO3 (aq) HCO3(aq) + H2O(L)

b). Sistem penyangga fosfat dalam cairan sel.

Cairan intrasel merupakan media penting untuk berlangsungnya rekasi metabolisme tubuh yang dapat menghasilkan zat-zat yang bersifat asam atau basa. Adanya zat hasil metabolisme yang berupa asam akan dapat menurunkan harga pH cairan intrasel dan sebaliknya, bila dari proses metabolisme di hasilkan banyak zat bersifat asam, maka reksinya :

HPO2–4(aq) + H+(aq) H2PO4 (aq)

Dan bila dari proses metabolisme di hasilkan banyak zat bersifat basa, maka reaksinya :

H2PO4 (aq) + OH (aq) HPO4(aq) + H2O(L)

c). sistem asam amino / protein

Asam amino mengandung gugus yang bersifat asam dan gugus yang bersifat basa. Asam amino berfungsi sebagai sistem penyangga di dalam tubuh. Ion H+ akan di ikat oleh gugus yang bersifat basa dan ion OH akan di ikat oleh gugus yang bersifat asam. Dengan demikian larutan yang mengandung asam amino akan mempunyai pH relatif tetap.

☺Hidrolisis

A. jenis garam dan realsi Hidrolisis

Reaksi penguraian garam oleh air atau reaksi ion-ion garam dengan air di sebut

hidrolisis. Pada penguraian garam tersebut dapat terjadi beberapa kemungkinan.

1). Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H+ sehingga menyebabkan [H+]

Dalam air bertambah dan akibatnya [H+] > [OH] dan larutan bersifat asam.

2). Ion garam bereaksi dengan air dan menghasilkan ion OH sehingga didalam sistem [H+] < [OH], akibatnya larutan bersifat basa.

3). Ion garam tersebut tidak bereaksi dengan air, sehingga [H+] dalam air akan tetap sama dengan [OH] dan air akan tetap netral (pH =7)

1. Garam yang terbentuk dari asam lemah dan dasa kuat

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat bila di larutkan dalam air akan menghasilkan anion dari asam lemah. Ion tersebut bila bereaksi dengan air menghasilkan ion OH yang menyebabkan larutan bersifat basa. Jadi, garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat akan terhidrolisis sebagian (parsial) dan bersifat basa.

2. Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah

Garam berasal dari asam kuat dan basa lemah bila di larutkandalam air akan menghasilkan kation yang berasal dari basa lemah. Ion tersebut bila bereaksi dengan air akan menghasilkan ion H+ yang menyebabkan larutan bersifat asam. Jadi, garam berasal dari asam kuat dan basa lemah akan terhidrolisis sebagian (parsial) dan bersifat asam.

3. Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah

Garam berasal dari asam lemah dan basa lemah di dalam air terionisasi dan kedua ion garam tersenut bereaksi dengan air. Oleh karena itu reaksi kedua garam tersebut masing-masing menghasilkan ion H+ dan ion OH, maka sifat larutan garam ini di tentukan oleh harga tetapan kesetimbangan dari asam lemah dan basa yang terbentuk.

4. Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat

Ion yang di hasilkan dari ionisasi garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak ada yang bereaksi dengan air, sebab ion-ion yang bereaksi akan segera terionisasi. Kesimpulannya, garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak terhidrolisis. Oleh karena itu, konsentrasi ion H+ dan OH dalam air tidak terganggu, sehingga larutan bersifat netral.

B. Harga pH larutan Garam

1). Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat

Rumuss :

Kh = 1 x Kw [ OH ] = Kw x [ A]

Ka Ka

Keterangan : Kw = Tetapan ionisasi air ( 10–14 )

Ka = Tetapan ionisasi asam

[ A] = Konsentrasi ion garam yang terhidrolisis

Contoh soal :

* Hitunglah pH larutan NaCN 0,01 M. Di ketahui Ka HCN = 10–10

Jawab :

NaCN Na+ + CN

0,1 M 0,1 M

[OH] = Kw x [ CN ]

Ka

[OH] = 10–14 [ 0,01 ]

10–10

[OH] = 10–3

poH = 3

pH = 11

2). Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah

Rumus :

Kh = 1 X Kw [ H+ ] = Kw X [ B+ ]

Kb Kb

Keterangan :

Kw = Tetapan ionisasi air

Kb = Tetapan ionisasi basa

[ B+ ] = Konsentrasi ion garam yang terhidrolisis

Contoh soal :

* Hitunglah pH larutan ( NH4 )2 SO4 0,1 M, Jika Kb NH3 = 2 x 10–5

Jawab :

( NH4 )2 SO4 (aq) 2NH+ + SO2–4

Garam berasal dari asam kuat dan basa lemah, maka larutannya bersifat asam.

[H+] = Kw X [ NH+4 ]

Kb

[H+] = 10–14 X 0,2

2 x 10–5

[H+] = 10–5

pH = 5

3). Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah

Rumus :

[ H+ ] = Ka x Kw

Kb

Dari rumuss harga pH larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah tidak tergantung pada konsentrasi ion-ion garam dalam larutan namun tergantung pada harga ka dan kb dari asam basa pembentuknya

☺ Jika Ka = kb, maka larutan akan bersifat netral ( pH = 7 )

☺ Jika Ka > kb, maka larutan akan bersifat asam ( pH <>

☺ Jika Ka < style=””> ( pH > 7 )

Contoh soal :

* Hitunglah pH larutan CH3CooNH4 0,1 M, Jika diketahui. Ka = 10–10 dan kb NH3 = 10–5

Jawab :

[ H+ ] = Ka x Kw

Kb

[ H+ ] = 10–10 x 10–14

10–8

[ H+ ] = 10–19

pH = – Log ( 10–19 ) ½

= ½ ( – Log 10–19 )

pH = 8,5

> Hasil kali kelarutan (Ksp)

Rumuss :

Ksp Am Bn = [ An+ ] m [ Bm– ] n

Contoh :

Untuk senyawa ion sukar larut Ag2 CrO4 dengan kesetimbangan

Ag2 CrO4 2Ag+ + CrO2–4

Jawab:

Ksp Am Bn = [ An+ ] m [ Bm– ]n

Ksp Ag2CrO4 = [ Ag+ ] 2 [ CrO2–4 ]

“Sifat Kolegatif Larutan”

Sifat kolegatif larutan adalah unsur-unsur larutan yang tidak tergantung kepada jenis zat terlarut tetapi hanya tergantung pada konsentrasi partikelnya meliputi :

☺Penurunan tekanan uap jenuh

☺Kenaikan titik didih

☺Kenaikan titik beku

☺Tekanan osmotik

Konsentrasi Larutan

1). Molaritas

Adalah satuan konsentrasi yang menyatakan banyaknya mol zat terlarut di dalam setiap 1

Liter larutan.

M = n —- mol atau M = m . 1000

V —- V mr V Volume (ml)

Contoh soal : Hitung konsentrasi larutan yan gdi buat dari 2gr NaOH yang dilarutkan dalam air hingga volume 500 ml ( Mr. NaOH = 40 )

Jawab : Diketahui m = 2gr

V = 500 ml

Ditanyakan M…?

Jawab M = m X 1000

Mr V

= 2 X 1000

40 500

= 2000

20.000

= 0,1 m

2). Molalitas (m)

Adalah satuan konsentrasi yang manyatakan banyaknya mol zat pelarut tiap 1 Kg pelarut

( 1000 gr pelarut )

M = n Keterangan :

P m = molalitas

n = mol zat pelarut

p = massa pelarut (Kg)

w = massa zat (gn)

Contoh soal :

1. berapakah kemolalan larutan yang d buat dengan mencampurkan 3 gr urea dengan 200 gr

air?

2. berapakah kemolalan larutan glukosa yang mempunyai 12 % massa glukosa (mr. 180) ?

Jawab :

1). Diketahui w = 3gr

mr = 60 (mr. Co (NH2)2) Urea C = 12, N=14, 0 = 16, H = 1

p = 200 gr

Ditanyakan m…?

Jawab m = w X 1000

Mr p

= 3 X 1000

60 200

= 0,25

2). Diketahui mr = 180, dalam 12 % massa glukosa terdapat 12 gr dan massa air ( 100 – 12 ) = 88 gr

Ditanyakan m…?

Jawab m = w X 1000

mr p = 12 X 1000

180 88

= 0,76

3). Fraksi Mol

Adalah satuan konsentrasi yang menyatakan perbandingan jumlah mol zat terlarut atai pelarut terhadap jumlah mol larutan. Jadi kalai na = adalah zat pelarut, nb = adalah mol terlarut, maka fraksi mol pelarut (XA) adalah :

XA = na X pelarut = Mol pelarut

nA + nb mol pelarut + mol zat pelarut

Dan Fraksi mol zat terlarut (XB) adalah :

XB = nB X terlarut = Mol terlarut

nA + nB mol pelarut + mol terlarut

XA + XB = 1

Contoh Soal :

1). Tentukan kadar glukosa jika di ketahui fraksi mol glukosa sebesar 0,2

Jawab :

Xglukosa = 0,2

Xair = 1 – 0,2

= 0,8

Perbandingan glukosa : air = 0,2 : 0,8 = 2:8

Massa air = n . Mr

= 8 . 18

= 144gr

Massa glukosa = n . Mr

= 2 . 180 144gr + 360gr = 504gr

= 360gr

% glukosa = 360 X 100% = 71,43%

504

a). Penurunan tekanan uap ( Δp )

☺Uap jenuh adalah uap yang berada dalam kesetimbangan

☺Tekanan uap jenuh adalah tekanan yang di sebabkan oleh uap jenuh

☺Uap raouh hubungan antara tekanan uap jenuh larutan dengan tekanan uap jenuh pelarut adalah :

p = Xpelarut . Po Keterangan : p = tekanan uap jenuh larutan

po = tekanan uap jenuh pelarut

Xpelarut = fraksi mol pelarut

Selisih antara tekanan uap jenuh pelarut dengan tekanan uap jenuh larutan di sebut “Δp”

Δp = Xterlarut . po Keterangan : Δp = Penurunan tekanan uap jenuh

Δp = po – p

b). Kenaikan titik jenuh (ΔB)

☺Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap atmosfer di sekitarnya. Example : Di permukaan laut ( p = 760 mmHG) air mendidih pada suhu 100ºC karena pada suhu 100ºC tekanan uap air 760 mmHG.

☺Dengan adanya zat – terlarut dalam suatu zat cair maka titik didih zat cair itu akan naik sebanding dengan konsentrasi zat terlarut.

☺Selisih antara larutan dengan titik pelarutnya di sebut kenaikan titik didih (ΔTb = Tb Larutan Elevation).

Δb = Larutan Tb Pelarut.

ΔTb tidak tergantung pada jenis zat terlarut tapi tergantung pada konsentrasi partikel dalam larutan.

Δb = kb . m Keterangan ΔTb = Kenaikan titik didih

Kb = Tetapan kenaikan titik didih molal

m = Molalitas.

c). Penurunan titik beku (ΔTf)

☺Titik beku adalah siatu suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatan. Example, Pada tekanan 1 atm, air membeku pada 0ºC karena pada suhu itu tekanan uap air = tekanan uap es.

☺Adanya zat-zat terlarut dalam suatu zat cair mengakibatkan titik beku zat cair itu akan turun sebanding dengan konsentrasi zat terlarut.

☺Selisih antara titik beku larutan dengan titik beku pelarutnya di sebut penurunan titik beku ( ΔTf = freezing point defression)

ΔTf = Tf pelarut Tf larutan.

ΔTf tidak tergantung pada jenis zat terlarut tapi tergantung pada konsentrasi konsentrasi partikel dalam larutan

Keterangan ΔTf = penurunan titik beku

ΔTf = kf . m kf = tetapan penurunan titik beku molal

M = Molalitas

”Sistem periodik unsur”

  1. Perkembangan Sistem periodik
  1. Triade Dobereiner

“ Bila unsur-unsur di kelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya dan di urutkan massa atomnya, maka setiap kelompok mterdapat tiga unsur dengan massa unsur yang di tenga merupakan rata-rata dari massa unsur yang di tepi.

  1. Teori Oktet Newland

Jika unsur-unsur di susun berdasarkan kenaikan massa atom, maka sifat unsur tersebut akan berulang setelah ke delapan.

  1. Sistem Periodik Modeleef.

Bila unsur-unsur di susun berdasarkn kenaikan massa atomnya, maka sifat unsur akan berulang secara periodik

  1. Sistem periodik modern.

Bahwa bila unsur-unsur di susun berdasarkan kenakan nomor atom, maka sifat unsur akan berukang secara periodi.

Beberapa golongan di beri nama khusus, Misalnya :

– golongan IA disebut dengan golongan Alkali

– golongan IIA disebut dengan golongan Alkali Tanah

– golongan VIA disebut dengan golongan Alkali Khalkogen

– golongan VIIA disebut dengan golongan Alkali Halogen

– golongan VIIA disebut dengan golongan Alkali gas mulia

5. Hubungan konfigurasi elektron dan Sistem periodik

Dari konfigurasi elektron dapat di tentukan letak unsur dalam sistem periodik, yaitu jumlah kulit elektron menunjukkan letak dalam sistem unsur

Contoh :

Golongan IIA : 4Be – 12 Mg – 20Ca – 38Sr mempunyai konfigurasi elektron masing-masing :

4 Be : 2 , 2

12 Mg : 2 , 8 , 2

20Ca : 2 , 8 , 8 , 2

38Sr : 2 , 8 , 18 , 8 , 2

Semua unsur golongan IIA mempunyai elektron valensi sebanyak 2 elektron.

Dari contoh tersebut dapat di simpulkan bahwa jumlah elektron valensi suatu atom unsur menunjukkan golongan di dalam sistem periodik unsur

  1. Sifat-Sifat KePeriodikan.

  1. jari-jari atom

jari0jari atom merupakan jarak dari pusat atom ( inti atom ) sampai kulit elektron terluar yang di tempati elektron. Panjang pendeknya jari-jari atom di tentukan oleh dua faktor yaitu :

a). Jumlah kulit elektron

Makin banyak jumlah kulit yang dimiliki oleh suatu atom, maka jari-jari atomnya makim panjang

b). Muatan inti atom

Makin banyak inti atom berarti makin besar muatan intinya dan gaya tarik inti atom terhadap elektron lebih kuat sehingga elektron lebih mendekat ke inti atom

  1. Energi ionisasi

Energi ionisasi yang di perlukan untuk melepaskan elektron yang trikat paling lemah oleh suatu atom atau ion dalam wujud gas. Energi ionisasi pertama di gunakan untuk melepaskan elektron pada kulit terluar, sedangkan energi ionisasi yang kedua merupakan energi yang di perlukan suatu ion ( Ion +1 ) untuk melepas elektronnnya yang terikat paling lemah.

  1. Afinitas Elektron

Afinits elektron adalah besarnya energi yang di hasilkan atau di lepaskan apabila suatu atom menarik sebuah elektron. Afinitas elektron. Afinits elektro dapat di gunakan sebagai ukuran mudah tidaknya suatu atom menangkap elektron semakin besar energi yang di lepas ( Afinitas Elektron ) menunjukkan bahwa atom tersebut cenderung menarik elektron menjadi ion negatif

  1. Keelektronegatifan

Adalah kecendrungan suatu atom dalam menarik pasangan elektron yang di gunakan bersama dalam membentuk ikatan.makin besar keelektronegatifan suatu atom, makin nudah menarik pasangan elektron ikatan, atau gaya tarik elektron dari atom. Skala keelektronegatifan di dasarkan kepada gaya tarik terhadap elektron relatif

“Ikatan Kimia”

A. Kestabilan Atom

1. Membentuk Ion

Dalam membentuk ion suatu atom akan melepas atau mengikat elektron. Untuk mencapai kestabilan, atom-atom yang mempunyai energi ionisasi yang rendah cencerung melepaskan elektron, sedangkan atom-atom yang mempunyai afinitas elektron yang besar cenderung mengikat elektron.

Contoh :

Atom 17 cl : 2, 8, 7 ( Konfigurasi tidak stabil )

Agar stabil cara yang memungkinkan adalah menjadikan konfigurasi elektron seperti 18 Ar : 2, 8, 8 Dengan mengikat sebuah elektron menjadi cl –

17cl + e– cl –

( 2, 8, 7 ) (2, 8, 8 )

Proses perangkapan itu terjadi karena afinitas atom clorin besar

2. Menggunakan pasangan elektron bersama

Atom-atom yang sukar melepas elektron atau mempunyai energi ionisasi yang tinggi dan atom yang sukar menarik elektron atau mempunyai afinitas elaktron yang rendah mempunyai kecenderungan untuk membentuk pasangan elektron yang di pakai bersama

B. Ikatan ion

”Ikatan ion terjadi karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatis antara ion positif dengan ion negatif”. Unsur-unsur logam umumnya mempunyai energi ionisasi yang rendah, sedangkan unsur-unsur nonlogam mempunyai afinitas elektron yang tinggi, dengan demikian dapat di katakan bahwa astara unsur-unsur logam dengan unsur-unsur nonlogam umumnya akan membentuk ikatan ion.

Contoh :

Senyawa NaCl

“Na : 2, 8, 1

17 cl : 2, 8, 7

Atom Na akan melepas sebuah elektron

Na Na + + e–

Atom cl akan mengikat sebuah elektron yang di lepaskan oleh atom Na tersebut sehingga menjadi cl + + e– cl– setiap ion Na + menarik sebuah ion cl- membentuk senyawa netral Na cl

Na+ + cl– Na cl

C. Ikatan Kovalen

1. Ikatan Kovalen

Untuk menggambarkan bagaiman ikatan kovalen terjadi di gunakan rumus titik elektron ( struktur lewis ). Menggambarkan peranan elektron valensi dalam mengadakan ikatan

Contoh :

1. ,H : 1 ( Elektron Val. 1 ) Dilambangkan dengan : H.

2. 7N : 2,5 ( Elektron Val. % ) Dilambangkan dengan : N

3. 😯 : 2,6 ( Elektron Val, 6 ) Dilambangkan dengan : O

2. Ikatan Kovalen Koordinasi

Ikatan Kovalen Koordinasi umumnya terjadi pada molekul yang juga mempunyai ikatan kovalen.

3. Menggambarkan rumus titik elektron ( Lewis ) untuk molekul poliatom, beberapa catatan yang dapat berguna dalam meramalkan strujtur lewis dari molekul yang beratom banyak.

1). Semua elektron terluar ( elektron Valensi ) dari masing-masing atom yang berikatan harus di hitung

2). Umumnya atom-atom dalam struktur lewis akan mempunyai delapan elektron valensi, kecuali atom hidrogen yang hanya mempunyai 2 elektron (duplet).

3). Jumlah elektron yang do terima oleh suatu atom akan sama dengan yang di berikan, kecuali terjadi ikatan koordinasi yaitu suatu yang hanya nenberi atau menerima saja pasangan elektron.

4). Umumnya dalam struktur lewis semua elektron merupakan pasangan termasuk pasangan elektron bebas ( Tidak untuk berikatan)

4. Penyimpangan Kaidah Oktet

Beberapa molekul kovalen mempunyai struktur lewis yang tidak oktet atau duplet. Struktur demikian dapat di benarkan karena fakta menunjukkan adanya senyawa tersebut, misalnya Co dan Bf3. Pada umunya molekul yang mempunyai jumlah elektron valensi ganjil akan mempunyai susunan tidak oktet, misalnya N2O dan PCls

5. Ikatan campuran Ion atau kovalen

Didalam suatu molekul kadang-kadang terjadi ikatan kovalen dan ikatan ion sekaligus. Bahkan dapat pula terjadi ikatannya merupakan ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan koordinasi. Dalam hal ini untuk menggambarkan struktur lewis-nya harus jelas ion positif dan negatifnya

6. Ikatan kovalen polar dan non polar

Terjadinya kutub listrik dalam ikatan kovalen disebut dengan peristiwa polaritas ikatan. Peristiwa itu di sebabkan adanya perbedaan kekuatan gaya tarik terhadap pasangan elektron yang di gunakan bersama. Besarnya kekuatan gaya tarik elektron dari suatu atom dinyatakan sebagai keelektronegatifan.

Atom mempunyai harga keelektronegatifan labih besar akan menarik pasangan elektron lebih dekat padanya, sehingga atom tersebut menjadi negatif daripada atom tersebut yang kurang kuat gaya tariknya.

Makin besar perbedaan harga keelektronegatifan antara kedua atom yang berikatan, makin polar ikatannya. Atom-atom yang tidak mempunyai perbedaan keelktronegatifan, ikatannya merupakan ikatan nonpolar misalnya molekul O2, N2, H2 dan cl2

7. Ikatan Logam

Gaya tarikan inti atom-atom logam dengan larutan elektron mengakibatkan terjadinya ikatan logam. Adanya elektron yang dapat bergerak bebas dari suatu atom ke atom yang lain menjadikan logam sebagai penghantar yang baik.

”Hukum-hukum dasar kimia”

A. Hukum Kekekalan Massa

Antonie Laurent Lavoiser melakukan penelitian terhadap logam cair yang berwarna putih perak dengan oksigen untuk membentuk merkuri oksida yang berwarna merah. Maka Lavoiser menemukan hukum kekekalan Massa atau lavoiser yang menyatakan bahwa massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi.

Contoh soal :

1). Logam Magnesium seberat 4 gram di bakar dengan oksigen akan menghasilkan magnesium oksida. Jika massa oksigen yang digunakan 6 gram, maka massa magnesium oksida yang di hasilkan dapat di hitung sebagai berikut :

Massa zat-zat sebelum reaksi = massa zat-zat hasil reaksi

M Magnesium oksida = m Magnesium + m oksida

= 4 gram + 6 gram

= 10 gram

B. Hukum perbandingan tetap ( Hukum Proust )

Berdasarkan proses terbentuknya, senyawa adalah gabungan dua unsur atau lebih unsur dengan perbandungan tertentu dan tetap. Melalui percobaan dengan membandingkan massa belerang dengan tembaga adalah 1 : 2, dapat di simpulkan :

1). Setiap senyawa tertentu selalu ( tersusun ) mengandung unsur-unsur yang sama

2). Perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa selalu tetap, pernyataan ini deikenal sebagai hukum perbandingan massa ( Hukum Proust )

C. Hukum perbandingan volume & Hipotesis Avogadro

1). Hukum Perbandingan volume

Di kemukakan oleh ilmuan perancis Joseph Louis Gay Lussac ( 1778 – 1850 ) dengan percobaanya tentang volum gas yang terlihat sebagai reaksi. Setiap satu satuan volum gas hidrogen bereaksi dengan satu satuan vo,um gas clorin akan menghasilkam dua satuan volum gas hidrogen klorida. Setiap dua satuan volum gas hidrogen bereaksi dengan satu satuan volum gas oksigen akan menghasilkan dua satuan volum uap air. Dari percobaan tersebut, Gay Lussac berkesimpulan bahwa :

Volume gas-gas yang bereaksi & volum gas-gas hasil reaksi bila di ukur pada suhu & tekanan yang sama berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana ( Hukum Perbandingan volum Gay– Lussac)

2). Hukum Avogadro & Hipotesis Avogrado

Hukum Avogadro berpendapat bahwa satuan terkecil dari suatu zat tidaklah harus atom, tetapi dapat merupakan gabungan atom yang di sebut molekul, 1 molekul gas hidrogen + ½ molekul oksigen + ½ molekul oksigen 1 molekul air.

Berdasarkan hal tersebut, maka avogadro membuat hipotesis yang di kenal dengan hipotesis avogadro yang menyatakan bahwa :

Pada suhu dan tekanan yang sama semua gas yang volumnya sama akan mengandung jumlah molekul yang sama

Avogadro yang mengemukakan pola hubungan antara perbandingan volum gas-gas yang bereaksi yaitu :

Jika di ukur pada suhu & tekanan yang sama perbandingan volum gas yang terlibat dalam reaksi sama merupakan angka yang bulat dan sederhana.

“Perhitungan Kimia & Persamaan reaksi”

A. Perhitungan kimia ( Stoikiometri ) adalah bagian dari ilmu kimia yang membahas tentang perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa termasuk di dalamnya pembahasan tentang massa unsur-unsur dalam rumus & reaksi kimia.

1). Penentuan rumus empiris & rumus molekul

Rumus empiris menunjukkan perbandingan jumlah atom-atom yang terdapat dalam suatu senyawa. Perbandingan itu di nyatakan dalam bilangan bulat terkecil, bilangan ini di dapat dari analisis terhadap senyawa itu dan di nyatakan dalam mol atom-atom penyusunnya.

Contoh :

1). Suatu karbon mengandung unsur C, H, dan O. pada pembakaran 0,29gr senyawa itu di peroleh 0,66gr CO2 & 0,27gr H2). Bila massa molekul relatif senyawa itu adalah 58 tentukan rumus molekulnya

Jawab :

Cara 1 : Misal senyawa tersebut adalah CxHy)2. maka pada pembakaran trjadi reaksi C x Hy O2 + Oz CO2 + H2O

Massa C dalam C x Hy Oz = Massa C dalam 0,66gr CO2 Hasil pembakaran.

= 1 x 12 x 0,66

44

= 0,18gr.

Massa H dalam C x Hy Oz = massa H dalam 0,27gr H2o hasil pembakaran

= 2 x 1 x 0,27gr

18

= 0,03gr

Massa O dalam C x Hy Oz = massa Cx Hy Oz – ( massa C + massa H )

= 0,29 – ( 0,18 + 0,03 )gr

= 0,08gr

nC : nH : nO = mc : mH : mO

Arc Arh ArO

= 0,18 : 0,03 : 0,08

12 1 16

= 0,015 : 0,03 : 0,05

= 3 : 6 : 1

Jadi rumus empiris senyawa tersebut adalah C3 H6 O

Jika rumus molekul senyawa di angga ( C3 H6 O ) dengan massa rumus 58, maka,

Mr ( C3 H6 O ) = ( 36 + 6 + 16 ) n

58 = 58 n

n = 1

Jadi, rumus molekul senyawa tersebut adalah 1

2. Persentase Unsur dalam senyawa

Rumus kimia menunjukkan jumlah atom-atom penyusun suatu zat. Oleh karena itu massa atom suatu unsur sudah tertentu, maka rumus kimia tersebut dapat pula di tentukan persentase atau komposisi masing-masing dalam suatu zat.

Contoh soal :

Tentukan komposisi masing-masing unsur dalam senyawa AL2 O3(Ar Al=27,0 = 6)

Jawab :

Misalnya AL2 O3 sejumlah 1 mol, berarti massanya=102gr ( mr AL2 O3 = 102 )

Setiap 1 mol AL2 O3 mengandung 2 mol AL = 2 x 27

= 54

Maka, persentase massa AL dalam AL2 O3 = 54gr x 100%

102gr

= 53,94%

Setiap 1 mol AL2 O3 mengandung 3 mol atom O = 3 x 16

= 48gr

Persentase massa O dalam AL2 O3 = 48 x 100%

102

= 46,06%

Atau,

Persentase massa O dalam AL2 O3 = (100 – 53,94)%

= 46,06%

Dari contoh di atas, maka di dapatkan rumus :

Massa A dalam p gram Am Bn = m x Ar A x p gram

Mr Am Bn

B. Persamaan reaksi

Zat yang mengalami perubahan di sebut zat pereaksi ( reaktan ) dan zat hasil perubahan di sebut Hasil reaksi ( produk )

* Persamaan reaksi menggambarkan rumus kimia zat-zat pereaksi atau reaktan dan zat hasil reaksi yang doi batasi dengan tanda panah.

* Syarat-syarat persamaan reaksi setara adalah :

a). pereaksi dan hasil reaksi di nyatakan dengan rumus kumia yang benar

b). memenuhi hukum kekekalan massa yang di tunjukkan oleh jumlah atom-atom sebelum reaksi ( di belakang tanda panah ).

c). wujud za-zat yang terlibat reaksi harus di nyatakan dalam tanda kurung setelah rumus kimia

”Sel Elektrokimia”

1). Reaksi Redoks Spontan.

Adalah reaksi redoks yang berlangsung serta merta

2). Reaksi Volta

Elektroda tempat terjadinya reduksi di sebut katode, sedangkan tempat terjadinya oksidasi di sebut anode.

Untuk menetralkan muatan listrik, maka labu A dan labu B di hubungkan oleh suatu jembatan garam yaitu larutan garam ( Macl atau kNO3.

3). Notasi Sel Volta

Susunan suatu sel volta di nyatakan dengan suatu notasi singkat yang di sebut juga diagram sel

Misalnya :

Zn Ι Zn 2+ ΙΙ Cu 2+ Ι Cu

Anode di gambarkan pada bagian kirin sedangkan katode di sebelah kanan. Pada notasi ini terjadi oksidasi 2n menjadi Zn 2+, sedangkan anode Cu 2+ mengalami reduksi menjadi Cu. Dua garis sejajar (ΙΙ) yang memisahkan anode dan katode menyatakan jembatan garam, sedangkan garis tunggal menyatakan batas abtar fase ( 2n padatan, sedangkan Zn 2+ dalam larutan, Cu 2+ dalam larutan sedangkan Cu padatan )

4). Potensial Elektrode Standar (E)

Selisih potensial di sebut potensial sel dan di beri lambang Esel. Potensial sel di sebut juga gaya gerak listrik ( ggl = emf atau elektromotif force )

Tekanan gas Ιatm di sebut potensial sel standar dan di beri lambang Eºsel

a). Potensial Elektrode

yaitu beda potensial elektrode terhadap elektrode hidrogen. Potensial elektrode hidrogen = ) volt.

Potendial elektrode sama dengan potensial reduksi, adapun potensial oksidasi sama nilainya dengan potensial reduksi, tetapi tandany berlawanan.

b). Potensial sel

Eºsel = Eº (+) – Eº (– )

Katode (reduksi) adalah elektrode yang mempunyai harga Eº lebih besar (lebih positif) sedangkan anode ( oksidasi ) adalah yang mempunyai Eº lebih kecil ( Lebih negatif )

5). Potensial Reaksi Redoks

Reaksi oksidasi adalah jumlah dari potensial setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi oksidasi.

6). Reaksi keaktifan logam

Yaitu susunan unsur-unsur logam berdasarkan potensial elektrode standarnya

Makin tinggi kedudukan suatu logam dalam deret suatu volta

☺Logam makin rekatifan ( mudah melepas elektron )

☺Logam merupakan reduktor yang semakin kuat

Sebaliknya, makin rendah kedudukan logam dalam deret volta

☺Logam makin kurang rekatif ( Makin sukar melepas elektron )

☺Logam merupakan oksidator yang semakin kuat

7). Beberapa sel Volta komersial

a. Aki

Jenis baterai yang banyak di gunakan ubtuk kendaraan bermotor

b. Baterai kering

c. Baterai alkaline

d. Baterai Nikel – Kadmium

e. Baterai kerak oksida

f. Baterai litium

g. Sel bahan bakar

SEL ELEKTROLIS Kebalikan dari sel elektrokimia

Dalam sel elektrolisis, Listrik di gunakan untuk melangsungkan reaksi redoks tak spontan. Jadi sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta

1). Susunan Sel Elektrolisis

Tidak memerlukan jembatn garam, komponen utamanya yaitu sebuah wadah elektrode, elektrolit & sumber arus searah

2). Reaksi-reaksi elektrolisis

Tidak menuliskan reaksi elektrolisis laritan elektrolit. Faktor-faktor yang di pertimbangkan antara lain :

I. Reaksi yang berkompetisi pada tiap-tiap elektrode

☺Spesi yang mengalami reduksi di katode adalah yang mempunyai potensial elektrode lebih positif

☺Sepsi yang mengalami oksidasi dianose adalah yang mempunyai potensial elektrode lebih negatif

II. Jenis Elektrode, apakah innert atau aktif.

Elektrode innert adala elektrode yang tidak terlibat dalam reaksi

Elektrode innert yang sering di gunakan yaitu platina dan grafit

III. Overpotensial

a). Reaksi di katode

Jika kation berasal dari logam-logam aktif maka airlah yang adan tereduksi

b). Reaksi-Reaksi di anode

Logam mempunyai potensial oksidasi lebi besar daripada airn atau anion sisa asam. Jika anode tidak terbuat dari pt, An atau grafit maka anode akan teroksidasi. Pt, Au, atau grafit termasuk elektrodainnert atau sukar bereaksi. Jika anode termasuk innert maka reaksi anode tergantung pada jenis anion dalam larutan. Anion sisa oksi mempunyai potensial oksidasi lebih negatif daripada air. Anion-anion seperti itu sukar di oksidasi sehingga air yang teroksidasi. Jika anion leboh mudah di oksidasi daripada air, seperti Br– dan I– maka anion itulah yang teroksidasi.

3). Hukum-hukum Faraday

☺Hukum Faraday I :

Massa zat yang di berikan pada elektrolisis (G) berbanding lurus jumlah listrik yang di gunakan (Q)

G = Q

Jumlah muatan listrik (Q) sama dengan hasil kali dari kuat arus (I) dengan waktu (t).

Q = it

Berdasarkan persamaan di atas dapat di tuliskan sebagai berikut :

G = ME

☺Hukum Faraday II :

Massa zat di bebaskan pada elektrolisis ( G ) berbanding lurus dengan massa ekivalen zat itu ( ME ).

G = ME

Dari penggabungan hukum faraday I dan II menghasilkan persamaan, dan dapat di nyatakan sebagai berikut :

Keterangan :

G = it x ME G = Massa zat yang di bebaskan (dalam gram)

96.500 i = kuat arus (Dalam Ampere)

t = waktu (Dalam Sekon)

ME = Massa Ekivalen

Massa Ekivalen dari unsur-unsur logam sama dengan massa atom rrelatif (Ar) di bagi dengan bilangan oksidasinya (Biloks)

ME = Ar

Biloks

Maka perbandingan massa zat-zat yang di bebaskan sama dengan perbandingan massa ekivalennya.

4). Stoikiometri Reaksi Elektrolisis

Stoikiometri reaksi elektrolisis di dasarkan pada anggpan bahwa arus listrik adalah aliran elektron

IF = 1 mol elektron = 96.500 coulomb

Selama 1 detik membawa muatan sebesar it coulomb. Oleh karena 1 mol elektron = 96.500 coulomb, maka dalam it coulomb terdapat it

96.500

5). Penggunaan Elektrilisis dalam industri

a). Produksi zat

Kloron dan natrium hidroksida di buat dari elektrolisis larutan Natrium Klorida. Proses ini di sebut proses Klor – Alkali dan merupakan proses industri yang sangat penting. Ruang katode dan anode di pisahkan dengan berbagai cara sebagai berikut :

1). Sel Diafragma

2). Sel Merkuri

b). Pemurnian Logam

Contoh terpenting dalam bidang ini adalah pemurnian tembaga. Tembaga kotor di jadikan anode, sedangkan katode di gunakan tembagamurni. Larutan elektrolit yang di gunakan adalah larutan Cu SO4. selama elektrolisis, tembaga dari anode terus – menerus di larutkan kemudian di endapkan pada katode.

c). Penyepuhan

Penyepuhan (Elektroplating) di maksudkan untuk melindungi logam terhadap korosi atau untuk memperbaiki penampilan. Logam yang akan di sepuh di jadikan katode sedangkan logam penyepuhnya sebagai anode. Kedua elektrode itu di celupkan dalam larutan garam dari logam penyepuh. Sedangkan paa sendok besi ( Baja ) sedok di gunakan sebagai katode. Sedangkan anode adalah perak murni. Larutan elektrolitnya adalah larutan perak nitrat. Pada latode akan terjadi pengendapan perak, sedangkan anode perak terus-menerus larut. Konsentrasi in Ag+ dalam larutan tidak berubah.

Katode ( Fe ) : Ag+ + e Ag

Anode ( Ag ): Ag Ag+ + e

Ag ( anode ) Ag ( Katode )

”PROTEIN”

1). Asam Amino

Asam Amino adalah suatu golongan senyawa karbon yang setidak2nya mengandung satu gugus karboksil dan satu gugus amino. Gugus amino adalah gugus pembeda antara Asam amino yang satu drngan yang lainnya.

2). Ion Zwitter

Yaitu molekul yang dapat mengalami reaksi asam basa intramolekul membentuk suatu ion dipolar.

3). Asam Amino Esensial dan Non Esensial

☺ Asan Amino Esensial Asam2 Amino yang tidak dapat disintesis dalam tubuh

☺ Asam Amino Non Esensial Asam yang dapat disintesis dalam tubuh

Kekurangan protein dapat menyebabkan retardasi ( keterbelakangan ) fisik maupun mental

4). Ikatan Peptida

Yaitu ikatan yang mengaitkan dua molekul asam amino dan senyawa yang di bentuk di sebut dipeptida.

5). Struktur Protein

☺ Struktur Primer Urut-urutan asam amino dalam rantai polipeptida yang menyusun protein

☺ Atruktur Sekunder Berkaitan dengan bentuk dari suatu rantai polipeptida

☺ Struktur Tersier Protein merupakan bentuk tiga dimensi dari suatu protein

6). Hidrolisis Protein

Suatu polipeptida atau protein dapat mengalami hidrolisis jika di panaskan dengan asam klorida pekat, sekitar 6 m

7). Denaturasi protein

Misalnya suatu protein di panaskan secara perlahan-lahan sampai kira-kira 60º 70ºC. lambat laun protein itu akan menjadi keruh dan akhirnya mengalami koaagulasi perubahan inilah yang di sebut denaturasi. Protein dalam bentuk alamiahnya di sebut protein asli, setelah denaturasi di sebut protein tedenaturasi.

8). Penggolongan Protein

a. Berdasarkan Komposisi Kimia

☺Protein sederhana terdiri atas gugus amino dan tidak aa gugus kimia lain.

☺Protein konjugasi ( Prostetik ) terdiri atas rantai polipeptida yang terikat gugus kimia lain

b. Berdasarkan Bentuk

☺Protein Globular Rantai polipeptidanya berlipat rapat menjadi bentuk bulat padat

☺Protein Serabut Serabut panjang tidak berlipat menjadi globular

c. Berdasarkan Fungsi biologis

1). Enzim

2). Protein Transport

3). Protein Nutrien

4). Protein Kontraktil

5). Protein Struktur

6). Protein Pertahanan

7). Protein Pengatur

9). Reaksi Pengenalan Protein

a). Uji Nintridin

b). Uji Biuret

c). Uji Xantopotreat

d). Uji Belerang

“LIPID”

Lipid merupakan subtansi biologi yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut-pelarut organik yang kurang polar

1). Lemak

a. Struktur dan tata nama lemak

Lemak yang terbentuk dari sejenis asam karboksilat ( R, = R2 = R3 ) di sebut lemak sederhana, sedangkan dari dua atau tiga jenis asam di sebut lemak campuran. Umunya molekul lemak terbentuk dari dua atau lebih macam asam karboksilat. Penanaman lemak dimulai dengan kata gliseril yang diikuti oleh nama asam lemaknya

b. Perbedaan lemak dan minyak

Lemak yang berwujud cair ( minyak ) mengandung asam lemak tak jenuh, sedangkan lemak yang berwujud padat lebih banyak mengandung asam lemak jenuh

c. Bilangan Iodin

Derajat ketidak jenuhan dinyatakan oleh bilangan Iodin yaitu jumlah gram Iodin yang dapat di serap oleh 100gr lemak untuk reaksi penjenuhannya

c. Reaksi-reaksi lemak dan minyak

1). Hidrolisis

2). Penyabunan

3). Hidrogenesi minyak

e. Fungsi Lemak da Sumbernya

☺Fungsi Lemak Sumber energi dan cadangan makanan

☺Sumbernya Daging, susu, keju, kacang-kacangan

2). Fosfolipid

Merupakan ester dari gliserol, tetapi hanya dua gugus –OH dari gliserol itu yang diganti oleh gugus asil ( Asam Karbosilat ), sedangkan gugus –OH yang ketigadiganti oleh asam Fosfat yang selanjutnya terikat pada suatu alkohol yang mengandung nitrogen

3). Steroid

Steroid bukan dari golongan ester, tetapi mempunyai kesamaan sifat denganfosfolipid yaitu amfifilik, stroid yang paling banyak terdapat dalam tubuh manusia yaitu kolesterol. Zat itu merupakan bahan baku membuat garam empedu, salah satu dari empat vitamin D dan beberapa hormon. Garam-garam empedu mengemulsikan lemak yang kita makan sehingga mempermudah proses pencernaan dan penyerapannya.

KOROSI

Korosi adalah reaksi redoks antara logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa yang tak di kehendaki. Korosi biasa di sebut pengkaratan, contoh yang lazim adalah pengkaratan besi. Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen ( Udara ) mengalami reduksi, karat logam pada umumnya adalah berupa oksida atau karbonat.

☺Faktor-faktor yang menyebabkan korosi besi

Karena adanya oksigen ( Udara ) dan air.

☺Cara-cara pencegahan korosi besi antara lain :

1. Mengecat

2. melumuri dengan oli atau gembuk

3. di salut dengan plastik

4. Tin plating ( pelapisan dengan timah )

5. Galvanisasi ( Pelapisan dengan Zink ))

6. Cromium Plating (pelapisan dengan kromium )

7. Sacrifical Protection ( Pengorbanan Anode )

☺Korosi Aluminium

Aluminium, Zink dan Kromium merupakan logam yang lebih aktif dari pada besi namun logam-logam ini lebih awet, karena pengkaratan terhenti setelah lapisan tipis oksida terbentuk. Lapisan ini dapat dibuat tebal melalui elektrolisis proses yang di sebut anodizing. Aluminium yang telah mengalami proses ini di gunakan untuk membuat panci, kusen, pintu dan jendela. Lapisan oksida aluminium lebih mudah di cat dan memberi efek warna yang lebih terang.

“ REAKSI REDOKS “

1. Metode Biloks ( Bilangan Oksidasi )

a). Reaksi Ion

Langkah-langkah yang harus di tempuh dalam penyetaraan reaksi, sebagai berikut :

1). Tentukan unsur yang mengalami perubahan Biloks

2). Setarakan unsur yang mengalami perubahan biloks dengan memberi koefisien yang sesuai.

3). Tentukan jumlah penurunan biloks dari oksidator dan jumlah penambahan biloks dari reduktor. jumlah perubahan biloks = jumlah atom yang terlibat di kalikan dengan perubahan biloksnya.

4). Samakan jumlah perubahan biloks tersebut dengan memberikan koefisien yaang sesuai

5). Setarakan muatan dengan menambah ion H+ ( Dalam Suasana Asam ), atau ion OH- ( Dalam Suasana Basa )

6). Setarakan atom H dengan menambahkan H2O

Contoh Soal :

1). Setarakan reaksi redoks berikut :

Zn + NO– 3 ZnO22– + NH3 ( Suasana Basa )

Jawab :

Langkah 1 :

Zn dan N

Langkah 2 :

Zn + NO– 3 2n O22– + NH3

Langkah 3 :

Unsur Zn = Dari 0 menjadi + 2 bertambah 2

Unsur N = Dari +5 menjadi – 3 berkurang 8

Langkah 4 :

8 Zn + 2No– 3 8ZnO22– + 2NH3

Langkah 5 :

8Zn + 2No3– 8ZnO22– + 2NH3

– 2 – 16

Langkah 6 :

14oH– + 8Zn + Zno– 3 8ZnO22– + 2NH3 + 4H2O

b. Reaksi Rumus

Langkah-langkah yang harus di tempuh dalam cara ini adalah sebagai berikut :

1). Tentukan unsur yang mengalami perubagan biloks. Tuliskan biloks tersebut tepat di atas lambang atomnya masing-masing

2). Setarakan unsur yang mengalami perubahan biloks dengan memberi koefisien yang sesuai

3). Tentukan jumlah penurunan biloks dari oksidator ( yang mengalami reduksi ) dan jumlah pertambahan bilangan oksidasi dari reduktor ( yang mengalami oksidasi )

4). Samakan jumlah perubahan bilangan oksidasi reduktor dan oksidator dengan memberi koefisien yang sesuai

5). Setarakan unsur-unsur yang lainnya dalam urutan kation ( Logam ), anion ( Nonlogam ) hidrogen dan terakhir oksigen ( KAHO ).

Contoh soal :

2). Tentukan reaksi redoks berikut :

Zn + HNO3 Zn ( NO3 )2 + NH4 NO3 + H2O

Jawab :

Langkah 1 : Znº + HNO3 Zn+2 (NO3 )2 + NH4 NO3 + H2O

Langkah 2 : Zn + HNO3 Zn ( NO3 )2 + NH4 NO3 + H2O

Langkah 3 : Znº Zn+2 Bertambah 2

Zn+5 N-3 Bertambah 8

Langkah 4 : 8 Zn + 2HNO3 8Zn ( NO3 )2 + 2NH4NO3 + H2O

Langkah 5 : Kation : 8Zn + 2HNO3 8Zn ( NO3 )2 + 2NH4NO3 + H2O

Anion : 8Zn + 20HNO3 8Zn ( NO3 )2 + 2NH4NO3 + H2O

Hidrogen : 8Zn + 20HNO3 8Zn ( NO3 )2 + 2NH4NO3 + 6H2O

3). Metode setengah reaksi ( Ion – Elektron )

Proses penyetaran berlangsung menurut langkah-langkah sebagai berikut :

1). Tuliskan kerangka dasar dari setengah reaksi reduksi dan reaksi oksidasi secara terpisah dalam bentuk reaksi ion

2). Masing-masing setengah reaksi di setarakan dengan urutan sebagai berikut :

a. Setarakan atom unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi

b. Setarakan Oksigen dan Hidrogen

c. Apabila terdapat spesi lain selain unsur yang mengalami perubahan biloks, oksigen dan hidrogen, maka petaraan di lakukan dengan menambahkan spesi yang bersangkutan pada ruas lainnya.

d. Setarakan muatan dengan menambahkan elektron pada ruas yang jumlah muatannya lebih besar.

3). Samakan jumlah elektron yang di serap pada setengah reaksi reduksi dengan jumlah elektron yang di bebaskan pada setengah reaksi oksidasi dengan cara memberi koefisien yang sesuai, kemudian jumlahkam kedua ruas setengah reaksi tersebut.

“ KOLOID “

a. Pertama kali di perkenalkan oleh thomas graham berdasarkan pengamatannya terhadap gelatia yang merupakan kristal namun sulit mengalami difusi, oleh karena itu, zat semacam gelatia ini kemudian di sebut koloi. Koloid di sebut juga dispersi koloid atau sistem koloid sebenarnya merupakan sistem dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan tetapi lebih kecil daripada suspensi. Ukuran koloid yaitu 1 nm sampai 100 nm. Contoh koloid antara lain santan, air susu dan lem, tetapi beberapa koloid tampak seperti larutan misalnya larutan kanji yang encer, agar-agar yang masih cair dan air teh. Beberapa koloid dapat berpisah bila didiamkan dalam waktu yang relatif lama meskipun tidak semuanya, misalnya koloid belerang dalam air dan santan. Dan koloid lain yang sukar berpisah antara lain lem, cat dan tinta. Koloid yang terjadi dari dispersi zat cair di dalam medium pendispersi cair di sebut dengan emulsi.

b. Sifat-sifat Koloid

1). Efek Tyndall

2). Gerak Brown

3). Adsorpsi

4). Koagulasi

Peristiwa yang dapat menimbulkan koagulasi antara lain :

a). Pencampuran koloid yang berbeda muatan

b). Adanya Elektrolit

5). Kestabilan Koloid

Untuk menjaga kestabilan koloid, dapat dilakukan beberapa cara antara lain :

a). Menghilangkan muatan koloid

b). Penambahan stabilisator koloid

GUGUS FUNGSI

1). Pengertian gugus fungsi

Gugus fungsi adalah atom atau kelompok atom yang paling menentukan sifat suatu senyawa

Sifat

Etana

Etanol

Metanol

Wujud pada suatu kamar

Titik didih

Di campur dengan natrium

Kelarutan dalam air

Dapat terbakar

gas

– 89ºC

Tidak bereaksi

Tidak larut

Ya

Cair

78ºC

Bereaksi

Larut sempurna

Ya

Cair

65ºC

Bereaksi

Larut sempurna

Ya

a. Gugus Fungsi – OH ( Alkohol )

Beberapa Contoh gugus fungsi

No

Gugus Fungsi

Golongan senyawa

1

2

3

4

5

6

7

– OH –

– O –

O

– C – H

O

– C –

O

– C – OH

O

C – C – OR

– X

Alkohol

Eter

Aldehida

Keton

Asam Karboksilat

Ester

Halida

b. Gugus Fungsi – O – ( Eter )

Mempunyai struktur R – O – R , Salah satu eter yaitu dietil eter ( C2Hs – O – C2Hs ). Digunakan sebagai obat bius. Penggunaan lain dari eter adalah sebagai pelarut.

c. Gugus fungsi – C – H atau – CHO ( Aldehida )

Contohnya adalah metanol atau formaldehida tang terdapat dalam formalin. Bahan yang digunakan untuk mengawetkan preparat biologi atau mayat

d. Gugus Fungsi – CO – ( Keton )

Contohnya adalah aseton, suatu cairan yang biasa digunakan para wanita untuk membersihkan cat kuku

e. Gugus Fungsi – COOH ( Asam karboksilat )

Contohnya adalah asam asetat ( CH3CooH ) yang terdapat dalam cuka makan.

f. Gugus Fungsi – CooR ( Ester )

Yang banyak digunakan sebagai essen, lemak dan minyak juga tergolong Es

g. Gugus Fungsi – X ( Halogen )

Disebut juga Haloalkana. Gugus X adalah atom Halogen yaitu F, Cl, Br atau I. Monohaloalkana di sebut juga alkil Halida. Haloalkana di gunakan sebagai bahan dasar pembuatan plastik dan sebagai pelarut. Contoh, Freon yang digunakan sebagai fluida kerja dalam mesin pendingin.

“ KEISOMERAN “

Senyawa – senyawa yang mempunyai rumus molekul yang sama di sebut Isomer. Keisomeran karena perubahan struktur di sebut keisomeran struktur, sedangkan keisomeran karena perubahan konfigurasi di sebut keisomeran ruang. Keisomeran struktur dapat berupa keisomeran kerangka, posisi dan fungsi. Sedangkan keisomeran ruang dapat berupa keisomeran geometris dan optis.

1. Keisomeran rangka

Mempunyai rumus molekul dan gugus fungsi sama, namun rantai induk berbeda.

2. Keisomeran posisi

Mempunyai rumus molekul, gugus fungsi dan kerangka yang sama namun berbeda letak ( Posisi ) gugus fungsinya.

3. Keisomeran gugus fungsi

Mempunyai rumus molekul yang sama, namun berbeda gugus fungsi. Terdapat 3 pasangan Homolog yang mempunyai rumus yang sama yaitu :

1). Alkohol dengan Alkoksialkana mempunyai rumus umum CnH2n+2O

2). Alkanal dengan Alkanol, mempunyai rumus umum CnH2nO

3). Asam Alkanoat dengan Alkil alkanoat, mempunyai rumus umum CnH2nO2

4. Menentukan jumlah isomer struktur

Jumlah isomer struktur yang dapat terbentuk dari suatu senyawa bergugus fungsi tunggal dapat ditentukan berdasarkan jumlah kemungkinan gugus alkil yang dapat di bentuk oleh seyawa itu.

a. Alkohol CnH2n+2O

Mempunyai struktur umum R – OH. Jadi, jumlah kemungkinan isomer alkohol sama dengan jumlah kemungkinan gugus alkilnya ( R )

b. Alkoksialkana, CnH2n+2O atau R – O – R

Atom karbon dalam molekul eter terbagi dalam dua gugus alkil. Jumlah kemungkinan isomer sama dengan jumlah kombinasi dari kedua gugus alkil tersebut.

c. Alkanal, CnH2nO atau R – CHO

satu atom karbon dalam alkanal menjadi bagian dari gugus fungsi sisanya merupakan gugus alkil. Jumlah isomer bergantung pada jumlah kemungkinan gugus alkilnya.

d. Alkanon, CnH2nO atau R – CO – R

satu atom karbon dalan alkanon menjadi bagian dari gugus fungsi, sisanya + bagi dalam dua gugus alkil. Jumlah isomer bergantung pada jumlah kemungkinan kombinasi gugus alkilnya

e. Asam Alkanoat, CnH2nO2 atau R – COOH

Jumlah kemungkinan isomer asam alkanoat sama dengan alkanot yang setara

f. Alkil alkanoat, CnH2nO2 atau R – COOR

g. Halo Alkana, CnH2n+1 X atau R – X

Jumlah kemungkinan isomer haloalkana sama dengan alkanol yang sesuai

5. Keisomeran Geometris

Tergolong isomer ruang, mempunyai rumus molekul dan struktur yang sama. Keisomeran ini terjadi karena perbedaan konfigurasi molekul. Keisomeran geometris mempunyai dua bentuk yang di tandai dengan :

Cis : Gugus sejenis terletak pada sisi yang sama

Trans : Gugus sejenis terletak berseberangan

6. Keisomer Optis

Bidang getar di sebut bidang polarisasi. Alat untuk mengubah cahaya biasa menjadi cahaya terkutub di sebut polarisator. Berbagai jenis senyawa karbon menunjukkan kegiatan optis yaitu dapat memutarkan bidang polarisasi, senyawa – senyawa yang dapat memutar bidang polarisasi di sebut optis aktif. Keisomeran ini berkaitan dengan sifat optis contohnya 2 – Butanol. Mempunyai 2 isomer optis yaitu d – 2 Butanol dan L – 2 – Butanol.

Menurut Lebel dan Vanf Hoff, keisomeran optis di sebabkan adanya atom karbon asimetris dalam molekul yaitu atom c yang terikat pada 4 gugus yang berbeda. Senyawa yang mempunyai atom karbon asimetris bersifat kiral, dua isomer yang merupakan bayangan cermin satu dengan yang lainnya disebut enansiomer. Isomer – isomer yang bukan enansiomer disebut diastereoisomer. Sudut putaran di tentukan melalui percobaan dengan alat polarimeter. Campuran ekimolar dua enansiomer disebut campuran rasemat dan bersifat optis tak aktif.

“ REAKSI – REAKSI SENYAWA KARBON “

1. Berbagai jenis reaksi senyawa karbon

Reaksi senyawa karbon merupakan pemutusan dan pembentukan ikatan kovalen. Jenis senyawa karbon yaitu subtitusi, adisi, eliminasi dan redoks

a. Subtitusi

pada reaksi subtitusi dimana atom atau gugus atom yang terdapat dalam suatu molekul di gantikan oleh atom atau gugus atom lain

b. adisi

pada reaksi adisi dimana molekul senyawa yang mempunyai ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal

c. Eliminasi

pada reaksi eliminasi dimana molekul senyawa berikatan tunggla berubah menjadi senyawa berikatan rangkap dengan melepas molekul kecil.

d. reaksi redoks

adalah reaksi yang di sertai perubahan bilangan oksidasi

2. Reaksi – reaksi Alkohol

Atom karbon primer adalah atom karbon yang terikat langsung pada satu atom karbon yang lain, atom karbon sekunder terikat langsung pada dua atom karbon yang lain dan seterusnya. Berdasarkan jenis atom yang mengikat gugus – OH Alkohol di bedakan menjadi alkohol primer – OH pada atom karbon primer dan seterusnya

a. reaksi dengan logam aktif

atom H dari gugus – H dapat disubtitusi oleh logam aktif misalnya matrium dan kalium

b. subtitusi gugus – OH oleh halogen

gugus – OH dapat di subtitusi oleh atom halogen bila di reakskan dengan HX pekat, atau PXs ( X = Halogen )

c. Oksidasi Alkohol

Dengan zat – zat pengoksidasi sedang seperti larutan K2Cr2O dalam lingkungan Asam, Alkohol teroksidasu sebagai berikut :

I. alkohol primer membentuk aldehida dan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam karboksilat.

II. alkohol sekunder membentuk keton

III. alkohol tersier tidak teroksidasi

Dalam oksidasi alkohol, sebuah atom oksigen dari oksidator akan menyerang atom H – Karbinol

d. Pembentukan Ester ( Esterifikasi )

alkohol bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester dan air

e. dehiodrasi alkohol

jika di panaskan bersama asam sulfat pekat akan mengalami dehidrasi ( melepas molekul air ) membentuk estr atau alkena

3. Reaksi – Reaksi Eter

a. Pembakaran

eter mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air

b. reaksi logam aktif

eter tidak bereaksi dengan logam natrium ( Logam aktif )

c. Reaksi dengan PCLs

eter bereaksi dengan PCLs, tetapi tidak membebaskan HCL

d. Reaksi dengan Hidrogen Halida ( HX )

Eter terurai oleh asam halida, terutama HI

4. Membebaskan Alkohol dengan Eter

Alkohol dan eter merupakan isomer fungsi dengan rumus umum CnH2n+2O, tetapi kedua homolog ini mempunyai sifat yang berbeda nyata, baik sifat fisik maupun sifat kimia

☺Perbandingan titik cair dan titik didih antara eter dan alkohol

Eter

Titik Cair

Titik Didih

Alkohol

Titik Cair

Titik Didih

– Metil Eter

– Etil Eter

– Propil Eter

– 140

– 116

– 122

– 24

34,6

91

Etanol

1 – Butanol

2 – Butanol

– 115

– 90

– 52

78,3

117,7

155,8

☺Secara kimia, alkohol dan etr dapat dibedakaan berdasarkan reaksinya dan logam

natrium dan posforus pentaklorida.

a. alkohol bereaksi dengan natrium membebaskan H, sedangkan eter tidak bereaksi

b. alkohol bereaksi dengan PCLs menghasilkan gas HCL, sedangkan eter tidak menghasilkan HCL.

5. Reaksi – Reaksi Aldehida

a. Oksidasi

Aldehida merupakan reduktor kuat sehingga dapat mereduksi oksidator – oksidator lemah. Pereaksi Tollens dan Fehling adalah dua contoh oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk mengenali aldehida. Pereaksi ini terbuat dari perak nitrat dalam amonia dengan cara menetesi larutan perak nitrat kedalam amonia, sedikit demi sedikit hingga endapan yang mula – mula terbentuk larut kembali. Jadi pereaksi Tollens mengandung perak sebagai ion kompleks, yaitu [ Ag (NH3)2 ]

b. Adisi Hidrogen

Ikatan rangkap – C = O dari gugus fungsi aldehida dapat di adisi hidrogen membentuk suatu alkohol primer. Adisi hidrogen menyebebkan penurunan biloks atom karbon gugus fungsi

c. Pembentukan Asetala dan Hemiasetala

Asetala merupakan senyawa karbon dengan dua gugus eter yang terikat pada suatu atom primer, sedangkan Hemiasetala merupakan gugus yang terikat terdiri dari satu gugus eter dan satu gugus alkohol

6. Sifat – Sifat Keton

a. Oksidasi

merupakan reduktor yang lemah dari pada aldehida. Aldehida dan keton dapat di bedakan dengan menggunakan pereaksi – pereaksi tersebut :

Aldehida + Pereaksi Tollins Cermin perak

Keton + Pereaksi Tollins Tidak ada reaksi

Aldehida + Pereaksi Fehling Endapan merah bata

Aldehida + Pereaksi Fehling Tidak ada reaksi

b. Reduksi

menghasilkan alkohol sekunder

c. Pembentukan ketala dan hemiketala

Ketala adalah senyawa karbon dalam mana dua gugus eter terikat pada satu atom karbon sekunder. Jika gugus yang terikat itu adalah satu gugus eter dan satu gugus alkohol maka di sebut hemiketala

7. Menbedakan Aldehida dengan Keton

Aldehida dengan keton merupakn senyawa fingsional tetapi mempunyai sifat – sifat yang berbeda. Perbedaan antara aldehida dengan keton yaitu dengan teori Tollens atau pereaksi Fehling, dimana Aldehida bereaksi positif dengan kedua pereaksi tersebut, sedangkan keton bereaksi negatif.

8. Reaksi – Reaksi Asam Karboksilat

a. Reaksi penetralan

Asam karboksilat bereaksi dengan basa membentuk garam dan air. Garam natrium atau kalium dari asam karboksilat membentuk sabun. Sabun natrium juga di kenal juga sabun keras, sedangkan sabun kalium disebut juga sabun lunak. Sebagai contoh adalah Natrium Stearat dan kalium stearat. Asam alkanoat merupakan asam lemah. Semakin panjang rantai alkilnya, semakin lemah asamnya. Asam format adalah yang paling kuat. Asam format mempunyai Ka = 1,8 x 10-4. Oleh karena itu kalium dan natrium mengalami hidrolisis parsial dan bersifat basa.

b. Reaksi pengesteran

asam karboksilat bereaksi dengan alkohol membentuk ester yang disebut Esterifikasi ( Pengesteran )

9. Reaksi – Reaksi Ester

Hidrolisis

Ester terhidrolisis dengan pengaruh asam dan membentuk alkohol dan asam karboksilat. Reaksi ini merupakan kebalikan dari pengesteran

10. Reaksi – Reaksi Haloalkana

Haloalkana dibuat melalui proses subtitusi, dapat dibuat bahan kimia lainnya melalui berbagai reaksi khususbya subtitusi dan eliminasi

a. Subtitusi

Atom Halogen dari Haloalkana dapat diganti oleh gugus – OH jika Haloalkana do reaksikan dengan suatu larutan basa kuat, misalnya dengan NaOH.

b. Eliminasi Hx

Haloalkana dapat mengalami eliminasi Hx jika di panaskan bersama suatu alkoksida.

“Tata nama Senyawa Turunan Alkana

Bagian depan ( alk ) menyatakan jumlah atom karbon dalam molekulnya

1 = Met

2 = Et

3 = Prop

4 = But

5 = Pent

6 = Heks

7 = Hept

8 = Okt

9 = Non

10 = Dek

Bagian tengah ( an, en, atau un ) menyatakan jenis ikatan karbon

an = Jenuh

en = Ikatan rangkap dua

un = Ikatan rangkap tiga

Bagian akhir menyatakan gugus fungsi

a = Hidrokarbon ( Tanpa gugus fungsi )

ol = Alkohol

al = Aldehida

om = Keton

oat = Asam Karboksilat

1. Tata nama Alkohol

a. Nama IUPAC

Nama Alkohol diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran a menjadi ol

b. Nama lazim

selain nama IUPAC, alkohol sederhana juga mempunyai nama lazim yaitu alkil alkohol

2. Tata nama Alkoksialkana ( Eter )

a. Nama IUPAC

Dalam hal ini eter di anggap sebagai turunan alkana dengan satu atom H alkana itu di ganti oleh gugus alkohol ( – OR ). Jika gugus alkilnya berbeda, maka alkil yang terkecil yang di anggap sebagai gugus alkoksi, sedangkan gugus lainnya sebagai alkana ( sebagai induk ).

b. Nama lazim

Nama lazim Eter adalah alkil alkil eter, yaitu nama kedua gugus alkil diikuti kata eter. Eter kedua gugus alkilnya sama dinamai dialkil eter. Urutan penulisan gugus alkilnya tidak harus berdasarkan abjad

3. Tata namaAlkanal ( Aldehida )

a. Diturunkan dari nama alkana sesuai dengan mengganti akhiran a menjadi al

b. Nama lazim

Diturunkan dari asam karboksilat yang sesuai dengan mengganti akhiran at menjadi aldehida dan membuang kata asam.

4. Tata nama Alkanon

a. Tata nama IUPAC

Diturunkan dari nama alkana dengan mengganti akhiran a menjadi on.

Penamaan alkanon bercabang adalah sebagai berikut :

1. Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus fungsi – CO –

2. Penomoran di mulai dari salah satu ujung rantai induk, sehingga posisi gugus fungsi mendapat nomor terkecil

3. Penulisan sama dengan Alkohol

b. Nama Lazim

Nama lazin keton adalah alkil alkil keton – kedua gugus alkil disebut secara terpisah kemudian di akhiri dengan kata keton

5. Tata nama Asam Alkanoat

a. Tata nama IUPAC

Diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran a menjadi oat, dan memberi awalan asam

Tata nama asam alkanoat bercabang, pada dasarnya seperti tata nama aldehida

Sebagai berikut :

1. Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus karboksil

2. penomoran dimulai dari atom c gugus fungsi ( atom c gugus karboksil )

3. penulisan nama sama seperti senyawa bergugus fungsi yang lain

Asam karboksilat yang mempunyai dua gugus disebut alkanodioat, sedangkan yang mempunyai tiga gugus disebut asam alkanatriot dan seterusnya.

b. Nama lazim

Nama Lazim beberapa asam karboksilat

No

Rumus Bangun

Nama IUPAC

Nama Lazim

1

2

3

4

5

6

7

8

9

HcooH

CH3CooH

CH3CH2CooH

CH3(CH2)2CooH

CH3(CH2)3CooH

CH3(CH2)3CooH

CH3(CH2)14CooH

CH3((CH2)16CooH

HooCCooH

Asam Metanoat

Asam Etanoat

Asam propanoat

Asam Butanoat

Asam Pentanoat

Asam Dodekanoat

Asam Heksadekanoat

Asam Oktadekanoat

Asam Etanadioat

Asam Format

Asam Asetat

Asam Propinoat

Asam Butirat

Asam Valerat

Asam Laurat

Asam Palmitat

Asam Stearat

Asam Oksalat

6. Tata nama Alkil Alkanoat ( Ester )

Yang disebut Alkil pada nama itu adalah gugus karbon yang terikat pada atom O ( gugus R’ ), sedangkan alkanoat adalah gugus R – Coo – . Atom C gugus fungsi masuk kedalam bagian alkanoat

7. Tata nama Haloalkana

Haloalkana adalah senyawa turunan alkana dengan satu atau lebih atoh H digantikan dengan atom hidrogen, aturan penamaan haloalkana sebagai berikut :

– rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung atom halogen

– penomoran dimulai dari salah satu ujung, sehingga atom halogen mendapat nomor

terkecil

Nama Halogen ditulis sebagai awalan dengan sebutan bromo, kloro, fluoro dan iodo

Jika terdapat lebih dari sejenis halogen maka prioritas penomoran di dasarkan pada kereaktifan halogen

jika terdapat dua atau lebih atom halogen sejenis dinyatakan dengan awalan di, tri, dan seterusnya

jika terdapat rantai samping ( cabang alkil ), maka halogen didahulukan

“ BENZENA DAN TURUNANNYA “

1. Struktur Kekule

Rumus molekul benzena ( C6 H6 ) memperlihatkan ketidakjenuhan

Untuk mejelaskan sifat-sifat benzena, maka pada tahun 1865 kekule mengajukan struktur lingkar enam dengan tiga ikatan rangkap yang berkonjugasi dan selalu berpinda-pindah

2. Ikatan Sigma dan ikatan PHI

Menurut teori ikatan Val, Orbital molekul terbentuk dari penumpang tindihan orbital-orbital atom. Penumpang tindihan orbital-orbital atom dapat terjadi menurut dua cara

yaitu :

1. Penumpang tindihan ujung dengan ujung, ikatan kovalen yang terbentuk dengan penumpang tindihan jenis ini disebut ikatan sigma]

2. Penumpang tindihan sisi dengan sisi, ikatan kovalen yang terbentuk dengan tipe ini disebut ikatan PHI

Ikatan pertama yang terjadi antara dua atom selalu berupa ikatan sigma, sedangkan ikatan kedua dan ketiga adalah ikatan PHI. Jadi,

☺Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan sigma

☺Ikatan rangkap terdiri dari satu ikatan sigma dan satu ikatan PHI

☺Ikatan rangkap tiga terdiri dari satu ikatan sigma dan dua ikatan PHI

Hibridasi pada atom karbon

Dalam pembentukan senyawa, atom karbon dapat mengalami tiga macam hibridasi, yaitu 3p3, 3p2 dan sp

Setiap ikatan sigma memerlukan 1 orbital hibrida

☺Jika karbon membentuk 4 ikatan sigma, maka tipe hibridasinya adalah 3p3

☺ Jika karbon membentuk 3 ikatan sigma, maka tipe hibridasinya adalah 3p2

☺ Jika karbon membentuk 2 ikatan sigma, maka tipe hibridasinya adalah 3p

“ Sifat – Sifat Benzena “

1. Subtitusi pertama

a. Halogenesi Benzena bereaksi langsung dengan halogen dengan katalisator besi ( III ) halida

b. Nitrasi Benzena bereaksi dengan asam nitrat pekat dengan katalisator asam sulfat pekat membentuk nitrobenzena

c. Sulfonasi Terjadi apabila benzena di panaskan dengan asam sulfat pekat

d. Alkilasi Alkilbenzena dapat terbentuk jika benzena direaksikan dengan alkil halida dengan katalisator aluminium kloroda ( AlCl3 )

2. Subtitusi kedua

Pengaruh subtituen pertama terhadap subtitusi kedua

Pengaruh Orta para Pengaruh Meta

– NH2 NHR, NR2 O

– CR

– OH – CO2R

– OR – SO3H

O – CHO

– NHCR – CO2H

– C6H6 ( Aril ) – CN

– R ( Alkil ) – NO2

– X : ( Mendeaktifkan ) – NR3+

“ Kegunaan dan dampak dari benzena dan beberapa turunannya “

1. Benzena Sebagai pelarut berbagai jenis zat, bahan dasar membuat stirena dan nilon 66

2. Fenoln Sebagai antiseptik

3. Asam Salisilat Sebagai obat dengan nama spirin ataui asetosal

4. Asam Benzoat Sebagai pengawet pada berbagai makanan olahan

5. Anilina Bahan dasar membuat zat – zat diaso.

“ POLIMER ”

Berbagai barang yang dibuat dari bahan plastik disebut polimer. Polimer yang lazim adalah polietilena, polistirena dan polivinilklorida ( PVC ). Polimer terdiri dari molekul – molekul besar disebut makromolekul. Unit pembangun polimer yang berasal dari molekul sederhana disebut monomer. Reaksi pembentukan polimer dari monomernya disebut polimerasasi

1. Polimerasasi Adisi

Terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan rangkap. Polimerasasi adisi adalah perkaitan langsung antarmonomer berdasarkan reaksi adisi ( Dapat berlangsung dengan bantuan katalisator )

2. Polimerasasi Kondensasi

Monomer – monomernya saling berkaitan dengan melepas molekul kecil, seperti H@) dan CH3OH. Polimerasasi ini terjadi pada monomer yang mempunyai gugus fungsi pada kedua ujungnya.

Penggolongan Polimer

1. Berdasarkan asalnya

» Polimer alam yaitu polimer yang terdapat di alam

» Polimer sintetis yaitu polimer yang dibuat di pabrik dan tidak terdapat di alam

Beberapa contoh polimer alam

Polimer

Monomer

Polimerasasi

Sumber terdapatnya

Protein

Amilum

Selulosa

Asam Nukleat

Karet Alam

Asam Amino

Glukosa

Glukosa

Nukleotida

Isoprena

Kondensasi

Kondensasi

Kondensasi

Kondensasi

Adisi

Wol / Sutera

Beras, Gandum, Lainnya

Kayu ( Tumbuh – tumbuhan

DNA, RNA

Getah pohon karet

Beberapa contoh Polimer

Polimer

Monomer

Polimerasasi

Sumber terdapatnya

Polietilena

PVC

Polipropilena

Teflon

Etena

Vinilklorida

Propena

Tetrafluoroetilena

Adisi

Adisi

Adisi

Adisi

Plastik

Pelapis lantai, pipa

Tali plastik, botol plastik

Panci anti lengket

2. Berdasarkan jenis polimernya

» Homopolimer terbentuk dari satu jenis monomer

Contohnya : Polietilena, Polipropilena, Teflon

» Kopolimer terbentuk dari dua jenis atau lebih monomer

Contohnya : Nilon – 66 dan Dakran

3. Berdasarkan sifatnya terhadap panas

» Polimer termoplas adalah polimer yang melunak jika dipanaskan dan dapat dibentuk ulang.. contohnya : PVC, Polietilena

» Polimer termoseting adalah polimer yang tidak melunak jika dipanaskan dan tidak dapat dibentuk ulang. Contohya : Bakelit ( Plastik yang di gunakan untuk listrik )

Perbedaan antara polimer termoplas dan termoseting terletak pada strukturnya. Polimer termoplas terdiri atas molekul – molekul rantai lurus, sedangkan polimer termoseting terdiri atas ikatan silang antar rantai sehingga terbentuk bahan yang keras dan lebih kaku.

Berbagai Macam Polimer

1. Karet Alam

a. Karet alam adalah polimer dari isoprena. Getah pohon karet disebut lateks. Karet dikoagulasikan dari lateks dengan menggunakan asam format.

b. Vulkanisasi

Karet dapat dipanaskan jika dimasak dengan belerang. Pengerasan terjadi karena terbentuk ikatan saling disulfida antar rantai. Proses ini disebut Vulkanisasi.

2. Karet Sintetis

a. Polibutadiena

Mirip dengan karet alam namun tidak kuat dan tidak tahan terhadap bensin atau minyak

b. Polikloroprena ( Neoprena )

Mempunyai daya tahan terhadap minyak dan bensin yang paling baik dibandingkan elastomer lainnya. Digunakan untuk membuat selang oli

c. SBR

SBR adalah kopolimer dari stirena ( 25% ) dan butadiena ( 75% ).

Merupakan karet sintetis yang paling banyak digunakan dan diproduksi.

Penggunaan SBR adalah untuk ban kendaraan bermotor.

4. Polipropilena

Untuk membuat kalung, tali, botol dan sebagainya

5. Teflon

Banyak yang dipakai sebagai gasket, pelapis tangki dipabrik kimia dan pelapis panci anti lengket.

6. PVC

Untuk membuat pipa, pelapis lantai, selang dan sebagainya

7. Polistirena

Untuk membuat gelas minuman ringan, isolasi, bahan untuk pengepakan dan kemasan makanan

8. Akrilat

Dikenal dengan nama flexiglass, digunakan untuk membuat baju “ WOL “, kaos kaki, karpet dan lain – lain

9. Bakelit

Digunakan untuk peralatan listrik

10. Nilon

Membuat tali, jala, parasut

11. Terilen

Digunakan sebagai tekstil

12. Resin urea – formaldehida dan melamin – formaldehida

Digunakan untuk perkakas makanan misalnya mangkuk dan piring.

“ Penanganan Limbah Plastik “

1. Daur ulang

2. Incinerasi

3. Plastic Biodegradabel

“ KARBOHIDRAT “

1. Susunan dan penggolongan karbohidrat

a. Susunan terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn ( H2O )m. rumus molekul glukosa misalnya dapat dinyatakan sebagai C6 ( H2O )6. nama lain karbohidrat adalah sakarida. Berdasarkan gugus fungsinya karbohidrat merupakan suatu poklihidroksialdehida

b. penggolongan karbohidrat

karbohidrat biasanya digolongkan menjadi monosakarida, disakarida dan polisakarida

2. Monosakarida

Dapat berupa aldesa dan ketosa

a. Konfigurasi monosakarida

1. Struktur terbuka ( Alifatis )

2. Struktur melingkar

b. Sifat –Sifat Monosakarida

1. Kelarutan dalam air

2. Mutarotasi

3. Oksidasi

4. Reduksi

c. Beberapa Monosakarida

1. Glukosa

2. Fruktosa

3. Ribosa dan 2 – Deoksiribosa

3. Disakarida

Terbentuk dari dua molekul monosakarida. Ikatan menghubungkan unit – unit monosakarida dalam disakarida juga dalam polisakarida disebut ikatan Glikosida.

a. Sukrosa

Sukrosa adalah gula pasir biasa. Terbentuk dari satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa. Ikatannya melibatkan gugus hemiasetal glukosa dan gugus hemiketal fruktosa

b. Maltosa

Terdiri atas dua molekul glukosa. Digunakan dalam makanan bayi. Maltosa tergolong gula pereduksi

c. Laktosa

terdiri dari satu molekul glukosa dengan satu molekul galaktosa. Secara komersial laktosa doperoleh sebagai hasil samping pabrik keju.

4. Polisakarida

a. Amilum

Amilum atau pati adalah polisakarida yang terapat dalam tumbuhan. Amilum dapat dipisahkan menjadi dua bagian yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polimer rantai kurus yang terdiri dari 1000 atau lebih molekul glukosa, sedangkan amilopektrin merupakan polimer bercabang.

b. Glikogen

Molekul glikogen menyerupai amilopektrin tetapi lebih bercabang. Percabangan terjadi antara 6 – 12 unit glukosa. 1 molekul glikogen terdiri dari 1700 hingga 600.000 molekul glukosa

c. Selulosa

Selulosa merupakan polimer rantai lurus dari B – D – glukosa dengan ikatan B – (1, – 4 ). Panjang rantai berkisar dari 200 – 26.000 unit glukosa dapat tersusun rapat dan melintir seperti serat dalam benang.

5. Reaksi pengenalan karbohidrat

1. Uji umum untuk karbohidrat adalah uji molisch

2. Gula pereduksi, yaitu monosakarida dan disakarida dapat di tunjukkan dengan pereaksi fehling atau benedict.

3. Amilum memberi warna biru – ungu dalam larutan iodin

LAJU REAKSI

a) Laju Reaksi adalah berkurangnya jumlah pereaksi untuk satuan waktu atau bertambahnya jumlah hasil reaksi untuk setiap satuan waktu.

Ukuran jumlah zat dalam reaksi kimia umumnya dinyatakan sebagai konsentrasi molar atau molaritas (M), dengan demikian maka laju reaksi menyatakan berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi zat hasil reaksi setiap satu satuan waktu (detik). Satuan laju reaksi dinyatakan dalam satuan mol dmˉ³ detˉ¹ atau mol /liter detik.

b) Stoikiometri laju reaksi

Secara umum untuk reaksi yang dinyatakan dengan persamaan reaksi :

aA + bB cC + dD

Berlaku :

Laju reaksi = Ι Δ [A] = – Ι Δ [B] = + Ι Δ [C] = + Ι Δ [B]

a Δt bΔt cΔt dΔt

c) Penentuan Laju Reaksi

Penentuan laju reaksi dapat dilakukan dengan cara fisika atau cara kimia. Dengan cara fisika yaitu berdasarkan sifat-sifat fisis campuran yang dipengaruhi oleh konsentrasi campuran , misalnya daya hantar listrik, tekanan (untuk reaksi gas),adopsi cahaya dll.

Sedangkan dengan cara kimia yaitu dengan menghentikan reaksi secara tiba-tiba setelah selang waktu tertentu, kemudian konsentrasinya ditentukan dengan metode analisis kimia.

Laju rata-rata = Δ [Br 2]

Δt

= – [Br2] akhir- [Br2] mula-mula

t akhir- t awal

* Hukum Laju Reaksi

Dari hasil percobaan-percobaan diketahui bahwa umumnya laju reaksi tergantung pada konsentrasi awal dari zat-zat pereaksi, pernyataan ini dikenal dengan Hukum Laju Reaksi atau persamaan laju reaksi.

Secara umm untuk reaksi :

рA + qB rC

v = k [A]…. [ B ]…..

Keterangan :

V = Laju reaksi ( mol dm ˉ³ det ˉ¹ )

K = Tetapan Laju Reaksi

m = Tingkat reaksi ( orde reaksi ) terhadap A

n = Tingkat reaksi ( orde reaksi ) terhadap B

[ A ]= Konsentrasi awal A (mol dm )

[ B ]= Konsentrasi awal B ( mol dm )

* Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

1). Teori tumbukan.

2). Konsentrasi

3). Luas permukaan sentuhan.

4). Suhu……..laju reaksi

5). Katalisator.

Ada 2 cara yang dilakukan katalisator dalam mempercepat reaksi yaitu.

a). Pembentukan senyawa antara

b). Adsopsi.

“KESETIMBANGAN KIMIA”

  1. Reaksi berkesudahan dan dapat balik

Reaksi kimia berdasarkan arahnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Reaksi berkesudahan satu arah dan dapat balik ( dua arah ). Pada reaksi berkesudahan zat-zat hasil tidak dapat saling bereaksi kembali menjadizat pereaksi. Reaksi kesetimbangan dinamis dapat terjadi bila reaksi yang terjadi merupakan reaksi bolak-balik.

  1. Keadaan setimbang.

1). Reaksi bolak-balik.

Suatu reaksi dapat menjadi kesetimbangan bila reaksi baliknya dapat dengan mudah berlangsung secara bersamaan. Proses penguapan dan pengembunan dapat berlangsung dalam waktu bersamaan. Reaksi-reaksi homogen ( Fasa pereaksi dan hasil reaksi sama, misalnya reaksi-reaksi gas atau larutan ) akan lebih mudah berlangsung bolak-balik dibanding dengan reaksi yang Heterogen. Umumnya reaksi heterogen dapat berlangsung bolak-balik pada suhu tinggi.

2). Sistem tertutup

Sistem tertutup adalah suatu sistem reaksi dimana baik zat-zat yang bereaksi maupun zat-zat hasil reaksi tidak ada yang meninggalkan sistem

3). Bersifat dinamis.

Artinya secara mikroskopis berlangsung terus menerus dalam dua arah dengan laju reaksi pembentukan sama dengan laju reaksi baliknya.

  1. Hukum kesetimbangan …… tetapan kesetimbangan ( K )

Rumus :…………………………..

Rumusan itu disebut Hukum kesetimbangan, yaitu :

Bila dalam keadaan setimbang maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dipangkatkan koefesiennya dibagi dengan hasil kali konsentrasi zat-zat pareaksi dipangkatkan koefisiennya akan mempunyai harga yang tetap.

  1. Makna Harga Tetapan Kesetimbangan.

1). Dapat mengetahui kondisi suatu reaksi bolak balik

2). Dapat mengetahui komposisi zat-zat dalam keadaan setimbang.

  1. Harga tetapan kesetimbangan …….. tekanan gas.

Harga tetapan kesetimbangan yang diperoleh berdasarkan konsentrasi diberi lambang Kc, sedangkan untuk tetapan kesetimbangan yang diperoleh dari harga tekanan lambang Kp.

Untuk reaksi setimbang :

Kp = ( Pc )…..( Pd )………

( Pa )…( Pb )…….

Keterangan :

PA : Tekanan Parsial gas A

PB : Tekanan Parsial gas B

PC : Tekanan Parsial gas C

PD : Tekanan Parsial gas D

Berdasarkan Hukum tantang gas ideal PV = n RT dapat dicari hubungan antara Kp dengan Kc

Rumus:…………………..

Sedangkan berdasarkan persamaan gas ideal PV = n RT didapatkan bahwa P = n / v ( RT ) untuk gas besaran n / v adalah merupakan konsentrasi gas dalam ruangan sehingga :

Kp = Kc ( RT )………………………..

Atau

Kp = Kc ( RT ) ……

c). Tetapan kesetimbangan untuk kesetimbangan Heterogen.

Zat-zat yang konsentrasi tetap ( zat padat atau zat cair murni ) tidak tampak pada rumusan harga K

d). Kesetimbangan Disosiasi

Yaitu kasetimbangan yang melibatkan terurainya suatu zat manjadi zat yang lebih sederhana.

e). Pergeseran kesetimbangan

Dikenal dengan Asas Le chatelier yaitu jika dalam suatu sistem kesetimbangan diberi aksi, maka sistem akan berubah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi sekecil mungkin.

Beberapa aksi yang dapat menimbulkan perubahan pada sistem kesetimbangan, antara lain :

Perubahan konsentrasi

Perubahan volum

Perubahan tekanan

Perubahan suhu.

“TERMOKIMIA

Termokimia membahas hubungan antarakalor dengan reaksi kimia atau proses-proses yang berhubungan dengan reaksi kimia.

* Reaksi Eksoterm, Endoterm, dan perubahan Entalpi.

A. Reaksi Eksoterm.

Yaitu reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem kelingkungan.

B). Reaksi Endoterm.

Yaitu reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem.

Bila perubahan entalpi sistem dirumuskan :

ΔH = H akhir – H awal

Pada reaksi eksoterm yang berarti sistem melepas kalor berlaku.

H akhir – H awal

Atau

ΔH <>

C). Perubahan Entalpi.

Yaitu bilamana sistem mengalami perubahan pada tekanan ttetap, maka perubahan kalor itulah yang disebut Perubahan Entalpi (ΔH).

Jika suatu reaksi berlangsung pada tekanan tetap maka perubahan entalpinya sama dengan kalor yang dipindahkan dari sistem ke lingkungan atau sebaluknya kedalan keadaan semula.

ΔH = qp

*Hukum Hess

Bunyi dari hukum hess yaitu :

Bahwa perubahan entalpi suatu reaksi hanya tergantung pada keadaan awal (zat-zat pereaksi) dan keadaan akhir aaaa9 zat-zathasil reaksi ) dari suatu reaksi dan tidak tergantung bagaimana jalannya reaksi.

Untuk menggambarkan rute reaksi yang terjadi pada reaksi oleh hess digambar dengan siklus Energi yang dikenal dengan siklus Hess.

*Energi Ikatan Rata-rata

Merupakan Energi rata-rata yang diperlukan untuk memutus sebuah ikatan dari seluruh ikatan suatu molekul gas menjadi atom-atom gas.

ΔH = ∑ Energi ikatan pereaksi – ∑ Energi ikatan hasil reaksi

Pengenalan Alat Labor 2

Alat dan Bahan (minimal) yang harus ada di Lab. Kimia

KGS.01

Beker gelas 1000 ml

Bahan: gelas borosilikat. Volume : 1000 ml. Berskala teratur dan permanen warna putih, tingkatan untuk percobaan siswa.

Kegunaan

Tempat untuk percobaan, proses difusi osmosis

KGS.01

KGS.02

Batang pengaduk

Batang gelas, dengan ujung bulat dan ujung yang lain pipih. Panjang 15 cm.

Kegunaan

Pengocok larutan

KGS.02

KGS.03

Beker gelas 100 ml

Bahan: gelas borosilikat. Volume : 100 ml. Berskala teratur dan permanen warna putih, tingkatan untuk percobaan siswa.

Kegunaan

Tempat membuat larutan

KGS.03

KU.01

Boshead

Dua pasang tempat jepitan, 2 pasang jepitan yang saling menyilang siku-siku.

Kegunaan

Penjepit klem universal

KU.01

KGS.04

Erlenmeyer 100 ml

Bahan: gelas borosilikat. Volume : 100 ml. Tingkatan untuk percobaan siswa.Mulut sempit.

Kegunaan

Tempat membuat larutan

KGS.04

KC.01

Gambar beberapa bentuk unsur, molekul, dan senyawa

Molekul air, molekul gula, molekul garam, molekul oksigen, molekul karbohidrat. Ukuran 70 x 100 cm.

Kegunaan

Mengenali molekul gula, garam, oksigen, karbohidrat atau zat-zat yang ada di sekitar kehidupan kita.

KC.01

KC.02

Gambar dinding Kemasan Pemutih, Pewarna, Pewangi, dan Pembasmi

Gambar dinding yang memuat berbagai macam kemasan yang mengandung bahan pemutih, pewangi, pewarna, dan pembasmi. Ukuran 70 x 100 cm.

Kegunaan

Mengenali zat-zat yang terkandung dalam kemasan bahan/barang/ sehari-hari yang bersifat berguna dan tak berguna bagi kesehatan.

KC.02

KC.03

Gambar dinding sistem periodik unsur

Memuat 114 nama unsur, tiap unsur diberi keterangan mengenai nomor massa , nomor atom, . Ukuran (80 x 120) cm.

Kegunaan

Untuk mengenali beberapa unsur yang sudah ditemukan terdapat di alam dan yang belum terdapat di alam.

KC.03

KC.04

Gambar dinding zat psikotropika

Gambar dinding yang memuat gambar beberapa kemasan yang menggunakan zat aditif dan gambar/simbol zat psikotropika.

Kegunaan

Mengenali beberapa zat/makanan yang mengandung bahan aditif dan psikotropika.

KC.04

KGS.05

Gelas ukur 100 ml

Gelas dengan penutup. Dasar bundar, Tingkatan: untuk siswa. Kapasitas: 100 ml.

Kegunaan

Untuk mengukur volume larutan

KGS.05

KU.02

Kaki tiga

Satu ring diamater 80 mm dengan tiga kaki panjang 8 cm. Diameter luar : 8 mm.

Kegunaan

Untuk penyangga pembakar spirtus

KU.02

KU.03

Klem universal

Satu baud pengencang jepitan, ukuran panjang sekitar 15 cm, bukaan rahang dapat menggenggam beker 50 ml.

Kegunaan

Untuk menjepit erlenmeyer dan lain-lain.

KU.03

KK.01

Kondenser

Gelas borosilikat. Panjang jaket kaca 300 mm. Diameter pipa masukan-keluaran OD:8, tanpa ada sambungan gelas.

Kegunaan

Untukl destilasi larutan

KK.01

KGS.06

Labu destilasi

Bahan borosilikat. Berlengan, kapasitas 125, dilengkapi karet penutup berlubang kira-kira 6 mm.

Kegunaan

Untuk destilasi larutan

KGS.06

KGS.07

Erlenmeyer 250 ml

Bahan: gelas borosilikat. Volume : 250 ml. Tingkatan untuk percobaan siswa, mulut lebar.

Kegunaan

Tempat mereaksikan zat dan atau mencampur zat

KGS.07

KK.02

Indikator universal

strips, satu boks isi: 100; pH: 0-14

Kegunaan

Untuk identifikasi keasamaan larutan/zat dan lainnya.

KK.02

KU.04

Lampu senter

Bahan : plastik. Penggunaan umum. Jumlah batere : 2. Ukuran D.

Kegunaan

Untuk menyelidiki beberapa campuran yang bersifat suspensi

KU.04

KU.05

lup (kaca pembesar)

Diameter: 50 mm. Bertangkai. Bingkai kaca: logam.

Kegunaan

Untuk memperbesar penglihatan pada saat mengamati zat suspensi, gerak brown, dan lain sebagainya.

KU.05

KK.03

Mortal dan alu

Poslen di glasir. Diameter dalam: 8 cm. Alu panjang: 9 cm.

Kegunaan

Menghaluskan zat yang masing bersifat padat/kristal.

KK.03

KU.06

Neraca

Kapasitas: 311 g, pan tunggal bahan stainless steel, ketelitian 10 mg. Bahan : Die-casting. Tipe: tiga lengan. cast aluminium body and beam, stainless steal pan and bow.

Kegunaan

Untuk menimbang zat.

KU.06

KGS.08

Pembakar spirtus

Kapasitas 100 ml, bertutup untuk mencegah penguapan, bahan kaca.

Kegunaan

Untuk membakar zat atau memanasi larutan.

KGS.08

KK.04

Penjepit tabung reaksi

Bentuk rahang: persegi. Pegas : dipoles nikel dengan diameter: 10 -25 mm.

Kegunaan

Untuk menjepit tabung reaksi.

KK.04

KGS.09

Pipa kapiler

Diameter: 8 mm. Diameter dalam: 0.8 mm. Panjang 15 cm.

Kegunaan

Untuk mengalirkan gas ke spesimen tertentu.

KGS.09

KK.05

Pipet Filler (pengisap pipet)

Tipe: bola karet kenyal dengan 3 knop. Bola karet tidak mudah lembek.

Kegunaan

Untuk menghisap larutan yang akan diukur

KK.05

KGS.10

volumetrik

Bahan : gelas borosilikat, berskala tunggal, kelas A, kapasitas: 25 cm3. Jenis: amber.

Kegunaan

Untuk mengukur volume larutan

KGS.10

KGS.11

Pipet tetes

Bahan:Gelas. Panjang: 150 mm dengan karet kualitas baik.

Kegunaan

Untuk meneteskan larutan dengan jumlah kecil.

KGS.11

KK.07

Rak tabung reaksi

Bahan: Plastik , jumlah lubang: 40 , diameter: 16 mm

Kegunaan

Tempat tabung reaksi

KK.07

KK.08

Selang kondenser

Diameter dalam: 6 mm, tebal

dinding: min. 1.5 mm, Panjang:15 m; Bahan: karet latek sangat plastis.

Kegunaan

Untuk pengaliran air ke kondensor

KK.09

Spatula plastik

Bahan: plastik, kedua ujung bundar. Panjang: 150 mm.

Kegunaan

Pengambil zat kristal

KK.09

KK.10

Spatula logam

Terbuat dari bahan stainles stail: bibir lonjong, panjang : 150 mm.

Kegunaan

Pengambil zat yang tidak bereaksi dengan logam.

KK.10

KK.10

Statif dasar persegi

Dimensii: landasan: 210 x 145 mm.panjang batang: 600 dengan diamater batang: 10 mm. Material : cast iron di cat.

Kegunaan

Merangkai peralatan praktikum

KK.10

KGS.12

Tabung reaksi

Bahan: gelas borosilikat, Ukuran: 15 x 150mm. Per pak 50 buah.

Kegunaan

Untuk mereaksikan zat.

KGS.12

KGS.13

Termometer alkohol

Jangkauan pengukuran -10 oC – 110 oC.

Kegunaan

Untuk mengukur suhu larutan

KGS.13

KK.11

Plat alas pembakaran

Bahan: logam anti karat. Tanpa asbes. Ukuran: 100 x 100 mm.

Kegunaan

Alas tempat pemanasan

KK.11

KK.12

Selang Dialisis

Diameter: kira-kira 15 mm. Selaput semipermiabel. Panjang 20 cm.

Kegunaan

Untuk percobaan difusi osmosis

KK.12

KGS.14

Kawat Nikrom

Diameter 0.5 mm, panjang: 150 mm, Tangkai pemegang: gelas.

Kegunaan

Untuk megnidentifikasi zat dengan cara uji nyala

KGS.14

KBZ.01

Kertas saring

Tingkatan untuk siswa (teknis). Ukuran: 58 x 58 cm,

Kegunaan

Untuk menyaring larutan.

KBZ.01

KBZ.02

AgNO3 0.1 M

Tingkatan untuk siswa (teknis). 0.1 M. per botol 200 ml.

Kegunaan

Bahan percobaan

KBZ.02

KBZ.03

Air suling (aquades)

Tingkatan untuk siswa. Ph: 7. Konduktivitas : 0 – 100 uS

Kegunaan

Bahan percobaan, pelarut.

KBZ.03

KBZ.04

Asam Asetat

Tingkatan untuk siswa (teknis). 0.5 M. per botol 200 ml.

Kegunaan

Bahan percobaan

KBZ.04

KBZ.05

Ba2CL (kristal)

Tingkatan untuk siswa (teknis). Jenis kristal serbuk: 50 g per botol .

Kegunaan

Bahan percobaan

KBZ.05

KBZ.06

CuSO4

Tingkatan untuk siswa (teknis). 0.1 M. per botol 200 ml.

Kegunaan

Bahan percobaan

KBZ.06

KBZ.07

Feriklorida (FeCl3)

Tingkatan untuk siswa (teknis). Jenis padatan: 1 kg per botol.

Kegunaan

Bahan percobaan

KBZ.07

KBZ.08

Na2S2O3 (0.1 M)

Tingkatan untuk siswa (teknis). 0.5 M. per botol 200 ml.

Kegunaan

Bahan percobaan.

KBZ.08

KBZ.09

NaCl

Tingkatan untuk siswa (teknis). Kristal: 200 g per botol.

Kegunaan

Bahan percobaan.

KBZ.09

KBZ.10

NaCl (Kristal)

Tingkatan untuk siswa (teknis). 0.5 M. per botol 200 ml.

Kegunaan

Bahan percobaan.

KBZ.10

KBZ.11

NaOH

Tingkatan untuk siswa (teknis). 0.5 M. per botol 200 ml.

Kegunaan

Bahan percobaan.

KBZ.11

KBZ.12

Tawas ( K2SO4Al2(SO2)24H2O )

Tingkatan untuk siswa (teknis). Padatan: 500 g per botol.

Kegunaan

Bahan percobaan

KBZ.12

KBZ.13

Tembaga(II) karbohidrat

Tingkatan untuk siswa (teknis).

Kegunaan

Bahan percobaan.

KBZ.13

KBZ.14

Serbuk Belerang

Tingkatan untuk siswa (teknis).Padatan 200 g per botol.

Kegunaan

Bahan percobaan.

KBZ.14

KBZ.15

Serbuk besi halus

Tingkatan untuk siswa (teknis). 500 g per botol.

Kegunaan

Bahan percobaan

KBZ.15

KBZ.16

H2SO4

Tingkatan untuk siswa (teknis). 1 M. per botol 200 ml.

Kegunaan

Bahan percobaan

KBZ.16

KBZ.17

HCl

Tingkatan untuk siswa (teknis). 1 M. per botol 200 ml.

Kegunaan

Bahan percobaan

KBZ.17

KBZ.18

HNO3 (0.1M)

Tingkatan untuk siswa (teknis). 0.5 M. per botol 200 ml.

Kegunaan

Bahan percobaan

KBZ.18

KBZ.19

NH4OH

Tingkatan untuk siswa (teknis). 0.5 M. per botol 200 ml.

Kegunaan

Bahan percobaan.

KBZ.19

KBZ.20

Pb(NO3)2

Tingkatan untuk siswa (teknis). 0.5 M. per botol 200 ml.

Kegunaan

Bahan percobaan.

KBZ.20

KBZ.21

Stronsium klorida (Cr2Cl)

Tingkatan untuk siswa (teknis).

Kegunaan

Bahan percobaan.

KBZ.21

KBZ.22

Plastisin

100 g per pak

Kegunaan

Bahan percobaan.

KBZ.22

KBZ.23

Urea

Tingkatan untuk siswa (teknis). 100 g per pak.

Kegunaan

Bahan percobaan.

KBZ.23

KBZ.24

Kalsium Oksida (Gamping)

Tingkatan untuk siswa

(teknis). 100 g per pak.

Kegunaan

Bahan percobaan.

KBZ.24

KBZ.25

Kaporit

Tingkatan untuk siswa (teknis). 100 g per pak.

Kegunaan

Bahan percobaan.

KBZ.25

KBZ.26

Kalium Bromida, KBr

Tingkatan untuk siswa (teknis). 0.1 M. per botol 200 ml.

Kegunaan

Bahan percobaan.

KBZ.26

KBZ.27

Kalium Clorirat, KCl (kristal)

Tingkatan untuk siswa (teknis). 100 g per pak.

Kegunaan

Bahan percobaan.

KBZ.27

KBZ.28

Kalium Iodida , KI (0.1 M)

Tingkatan untuk siswa (teknis). 0.1 M. per botol 200 ml.

Kegunaan

Bahan percobaan.

KBZ.28

KBZ.29

Barium Hidroksida Oktahidrat

Tingkatan untuk siswa (teknis).

Kegunaan

KBZ.29

AU.01

Over Head Projector (OHP)

Sumber tegangan 220 Volt. Sumber cahaya dan lensa berada di atas kaca objek. Tempat meletakkan objek pada dudukan dengan permukaan cermin. Ukuran : Standar pabrikan.

Kegunaan:

Untuk menayangkan gambar-gambar yang ada pada transparansi..

AU.01

AU.02

SLIDE PROYEKTOR

Untuk slide 35 mm, dengan lampu 150 watt kuartz, halogen atau yang lebih baik, tombol putar untuk pemfokusan.

Wadah/magasin lurus untuk 36 slaid.

Dalam kotak penyimpanan.

Digunakan untuk tegangan PLN 220Volt.

AU.02

MENULIS RUMUS STRUKTUR KIMIA ORGANIK

Dalam edisi terdahulu kita telah mencoba bagaimana caranya menulis rumus molekul menggunakan menu ChemFormula dalam MS Word. Sekarang kita akan mencoba bagaimana caranya menulis rumus struktur kimia karbon atau kimia organik. Untuk itu kita butuh software khusus yang digunakan untuk menulis rumus struktur kimia dan tentunya bukan Microsoft Word. Karena Microsoft Word memang diciptakan bukan untuk memenuhi kebutuhan akan tulis-menulis rumus struktur kimia melainkan untuk urusan dokumen. Sekarang banyak software yang dapat digunakan untuk menulis rumus struktur kimia, dari yang gratisan seperti ChemSkecth dan MDL ISIS Draw atau yang original alias tidak gratis seperti Chem Office, Chem Office Draw, Chem-4D Draw dan lain-lain. Kali ini kita akan mencoba menulis rumus struktur kimia organik menggunakan software gratisan yaitu MDL ISIS Draw 2.5 .Software ini memang gratis sehingga kita bebas mengunduh dan menggunakan sesuka hati. Daripada kita menggunakan software bajakan lebih baik kita pakai software yang gratisan. Silahkan unduh di http://tigger.uic.edu/~magyar/Lab_Help/Software/software.html . Setelah software berhasil kita undah dan install ke PC, sekarang jalankan program MDL ISIS Draw 2.5 dengan mengeklik Start > Program > MDL ISIS Draw 2.5. Saat kita pertama kali menjalankan MDL ISIS Draw 2.5 akan muncul lembar kerja berikut:

Sekarang kita siap untuk berkreasi menulis rumus struktur kimia organik. Bagaimana caranya ? Langkah-langkah berikut dapat dicoba :
Untuk menuliskan rumus struktur rantai karbon lurus, misalnya C8H18 (Oktana) klik Chain; pada toolbox.
Drag kekanan sampai menunjuk angka 8. Hasilnya akan tampak seperti berikut:

Untuk membuat cabang klik atom C yang akan diberi cabang dan klik pada ikatan C ─ C kalau mau membuat ikatan rangkap.
Untuk menampilkan atom hidogennya pilih menu Options > Seting kemudian klik tab Chemical Drawing.
Pada menu drop down Show hydrogen labels pilih on all , kemudian klik OK.
Jika muncul kotak dialog berikut klik
yes

Hasilnya menjadi seperti tampak berikut:

Sedangkan untuk menulis struktur senyawa aromatik misalnya Naftalena (Kamfer atau kapur barus) dengan rumus molekul C10H8 klik Benzene; pada tool box, kemudian klik pada salah satu rantai karbonnya.

Selain kita bisa berkreasi membuat rumus struktur senyawa karbon sendiri , MDL ISIS Draw 2.5 juga menyediakan Templates berbagai macam rumus struktur karbon, misalnya asam amino. Untuk menampilkannya pilih menu Templates > Amino Acids. Kemudian klik asam amino yang diiinginkan.

Bagi yang sudah terbiasa dengan MS Word rumus yang sudah dibuat juga bisa di Copy Paste.
Trus kalau mau buat teks atau buat soal juga bisa karena tersedia tool box Teks ; dan hasilnya bisa langsung diprint dari menu File. Dengan software MDL ISIS Draw 2.5 menulis rumus struktur kimia menjadi terasa mudah dan kita juga bisa berkreasi membuat rumus struktur dengan bebas. Pokoknya di jamin komplit !.
Mudah-mudahan uraian tersebut bermanfaat dan membuat kita lebih menyukai ilmu kimia. OK selamat mencoba……..